Rabu, 23 April 2014

Penyulit Kala I dan Kala II



BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Kelaian Puncak Kepala
1.      Definisi
Presentasi puncak kepala adalah keadaan dimana puncak kepala merupakan bagian terendah, hal ini terjadi apabila derajat defleksinya ringan. (Wiknjosastro,2002).
Presentasi puncak kepala  adalah presentasi kepala dengan defleksi/ekstensi minimal dengan sinsiput merupakan bagian  terendah.
Presentasi puncak kepala adalah bagian terbawah janin yaitu puncak kepala, pada pemeriksaan dalam teraba UUB yang paling rendah, dan UUB sudah berputar ke depan (Muchtar, 2002).
Pada umumnya presentasi puncak kepala merupakan kedudukan sementara yang kemudian berubah menjadi presentasi belakang kepala. Mekanisme persalinannya hampir sama dengan posisi oksipitalis posterior persistens, sehingga keduanya sering kali dikacaukan satu dengan yang lainnya. Perbedaannya ialah : pada presentasi puncak kepala tidak terjadi fleksi kepala yang maksimal, sedangkan lingkaran kepala yang melalui jalan lahir adalah sirkumferensia frontooksipitalis dengan titik perputaran ()




2.      Etiologi
Menurut statistik hal ini terjadi pada 1% dari seluruh persalinan. Letak defleksi ringan dalam buku synopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi (2002) biasanya disebabkan:
1)      Kelainan panggul (panggul picak)
2)      Kepala bentuknya bundar
3)      Anak kecil atau mati
4)      Kerusakan dasar panggul
Sedangkan sebab lainnya yaitu :
Penyebabnya keadaan – keadaan yang memaksa terjadi defleksi kepala atau keadaan yang menghalangi terjadinya fleksi kepala.
1)      Sering ditemukan pada janin besar atau panggul sempit.
2)      Multiparitas, perut gantung
3)      Anensefalus, tumor leher bagian depan
3.      Patofisiologis
Pada kehamilan normal, kepala janin pada waktu melewati jalan lahir berada dalam keadaan fleksi tetapi pada kasus ini fleksi tidak terjadi sehingga kepala dalam keadaan defleksi, jadi yang melewati jalan lahir adalah sirkumferensia frontooksipitalis dengan titik perputaran yang berada di bawah simfisis ialah glabella (Sarwono,2005).
Dengan posisi seperti itu mengakibatkan terjadinya partus lama dan robekan jalan lahir yang lebih luas selain itu karena partus lama dan moulage yang hebat maka mortalitas perinatal agak tinggi (9%) (Moctar,2002).

4.      Predisposisi/Faktor Resiko
1)      Multiparitas
2)      Perut Gantung
3)      Kelaian anatomi panggul/ panggul ibu yang sempit
4)      Sikap janin: tidak fleksi tetapi extensi

5.      Diagnosis
Pada pemeriksaan dalam didapati UUB paling rendah dan berputar ke depan atau sesudah anak lahir caput terdapat di daerah UUB. Diagnosis kedudukan : Presentasi puncak kepala
1)      Pemeriksaan abdominal
-          Sumbu panjang lain sejajar dengan sumbu panjang ibu
-          Di atas panggul teraba kepala
-          Punggung terdapat pada satu sisi, bagian-bagian kecil terdapat pada sisi yang berlawanan
-          Di fundus uteri teraba bokong
-          Oleh karena tidak ada fleksi maupun ekstensi maka tidak teraba dengan jelas adanya tonjolan kepala pada sisi yang satu maupun sisi lainnya.
2)      Askultasi
-          Denyut jantung janin terdengar paling keras di kuadran bawah perut ibu, pada sisi yang sama dengan punggung janin
3)      Pemeriksaan Vaginam
-          Sutura sagitalis umumnya teraba pada diameter transversa panggul,
-          Kedua ubun-ubun sama-sama dengan mudah dapat diraba dan dikenal. Keduanya sama tinggi dalam panggul.
4)      Pemeriksaan Sinar X
-          Pemeriksaan radiologis membantu dalam menegakkan diagnosis kedudukan dan menilai panggul

6.      Komplikasi
a.      Ibu
-          Terjadinya partus lama atau robekan jalan lahir yang lebih luas
b.      Janin
-          Moulage hebat, maka mortalitas anak agak tinggi (9%)
7.      Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan pada presentasi puncak adalah sebagai berikut :
a)      Bagian terendah : puncak kepala
b)      Putaran paksi dalam UUB berputar ke simfisis
c)      Kelahiran kepala : UUB lahir, kemudian dengan glabella (batas rambut dahi)    sebagai hipomoglion, kepala fleksi sehingga lahirlah oksiput melalui perineum.
Lingkaran kepala yang melewati panggul adalah cirkum fronto-occiput sebesar 34 cm, karenanya partus akan berlangsung lebih lamadibanding pada persalinan normal dimana diameter yang melewati panggul adalah circum suboksipitobregmatikus (32 cm).  
Kepala masuk panggul paling sering pada diameter transversa PAP. Kepala turun perlahan-lahan, dengan ubun-ubun kecil dan dahi sama tingginya (tidak ada fleksi maupun ekstensi) dan dengan sutura sagitalis pada diameter transversa panggul, sampai puncak kepala mencapai dasar panggul. Sampai di sini ada beberapa kemungkinan penyelesaiannya:
1)      Paling sering kepala mengadakan fleksi, UUK berputar ke depan, dan kelahiran terjadi dengan  kedudukan occipitoanterior
2)      Kepala mungkin tertahan pada diameter transverse panggul. Diperlukan pertolongan operatif untuk deep transverse arrest
3)      Kepala mungkin berputar ke belakang dengan atau tanpa fleksi. UUK menuju ke lengkung sacrum dan dahi ke pubis. Mekanismenya adalah kedudukan UUK belakang menetap. Kelahiran dapat spontan atau dengan cara operatif.
4)      Kadang-kadang sekali kelahiran dapat terjadi dengan sutura sagitalis pada diameter transversa
5)      Kadang-kadang kepala mengadakan ekstensi, dan mekanismenya menjadi prsentasi muka atau dahi.

8.      Pentalaksanaan
1)      Usahakan lahir pervaginam karena kira-kira 75 % bisa lahir spontan
2)      Bila ada indikasi ditolong dengan vakum/forsep biasanya anak yang lahir di dapati caput daerah VVB
3)      Episiotomi
4)      Tindakan Bidan
Idealnya pada setiap kelainan presentasi dan posisi dari kepala janin, tindakan bidan adalah merujuk. Kecuali keadaan janin kecil, panggul normal, jarak rumah dan tempat rujukan yang jauh, maka bidan dapat menolong pasien dengan melakukan inform concent terlebih dahulu. Pada kasus presentasi puncak kepala bidan perlu melakukan observasi yang lebih ketat kepada ibu, janin dan kemajuan persalinan. Apabila dalam batas normal maka bidan bisa memberikan pertolongan pada ibu dengan keadaan presentasi puncak kepala, tetapi keadaan panggul ibu normal, janin tidak besar, alat resusitasi harus siap dan persiapan persalinan yang lainnya.

B.     Presentasi Dahi
1.      Definisi
Presentasi dahi adalah keadaan dimana kedudukan kepala berada diantara fleksi maksimal dan defleksi maksimal, sehingga dahi merupakan bagian yang terendah. Pada umumnya presentasi dahi ini merupakan kedudukan yang bersifat sementara, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi muka atau presentasi belakang kepala. Angka kejadian presentasi dahi kurang lebih satu diantara 400 persalinan.
Posisi ini biasanya akan berubah menjadi letak muka/letak belakang kepala.Kepala memasuki panggul dengan dahi melintang/miring pada waktu putar paksi dalam, dahi memutar kedepan depan dan berada di bawah arkus pubis, kemudian terjadi flexi sehingga belakang kepala terlahir melewati perinerum lalu terjadi deflexi sehingga lahirlah dagu.

2.      Etiologi
Sebab terjadinya presentasi dahi pada dasarnya sama dengan sebab terjadinya presentasi muka yaitu keadaan-keadaan yang memaksa terjadinya defleksi kepala atau keadaan-keadaan yang memaksa terjadinya fleksi kepala. Semua presentasi muka biasanya melewati fase presentasi dahi lebih dahulu.

3.      Patofisiologis
Karena kepala turun melalui pintu atas panggul dengan sirkumferensia maksilloparietalis (35cm) yang lebih besar daripada lingkar pintu atas panggul maka janin dengan berat dan besar normal tidak bisa lahir secara pervaginam kecuali janin yang kecil masih mungkin lahir spontan. Hal itu bisa mengakibatkan persalinan lama, robekan jalan lahir yang lebih luas dan kematian perinatal.

4.      Predisposisi/Faktor Resiko
1)      Panggul sempit
2)      Janin Besar
3)      Multiparitas
4)      Kelainan janin seperti anansefalus
5)      Kematian janin dalam rahim
5.      Tanda dan Gejala
1)      Panggul sempit
2)      Bayi besar
3)      Kelainan janin
4)      Bagian-bagian yang menumbung.
5)      Kematian janin intra uterin

6.      Diagnosis
Pada permulaan persalinan diagnosis presentasi dahi sulit ditegakkan. Pemeriksaan luar memberikan hasil seperti pada presentasi muka, tetapi bagian belakang kepala tidak seberapa menonjol. Denyut jantung janin jauh lebih jelas terdengar di bagian dada, yaitu bagian yang sama dengan bagian-bagian kecil.
Kelainan presentasi ini harus dicurigai apabila pada persalian kepala janin tidak dapat turun kedalam rongga panggul pada wanita yang pada persalinan-persalinan sebelumnya tidak pernah mengalami kesulitan. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba sutura frontalis, yang bila diikuti pada ujung yang satu diraba ubun-ubun besar dan pada ujung lain teraba pangkal hidung dan lingkar orbita. Pada presentasi dahi ini mulut dan dagu tidak dapat diraba.

7.      Mekanisme Persalinan
Kepala masuk melalui pintu atas panggul dengan sirkumferensia maksiloparietalis serta sutura frontalis melintang atau miring. Setelah terjadi moulage, dan ukuran terbesar kepala telah melalui pintu atas panggul,dagu memutar ke depan. Sesudah dagu berada didepan, dengan fosa kanina sebagai hipomoklion, terjadi fleksi sehingga ubun-ubun besar dan belakang kepala lahir melewati perineum. Kemudian terjadi defleksi, sehingga mulut dan dagu lahir dibawah simfisis. Yang menghalangi presentasi dahi berubah menjadi presentasi muka biasanya karena terjadi moulage dn kaput seksudanium yang besar pada dahi waktu kepla memasuki panggul, sehingga sulit terjadi penambahan defleksi.
Karena besarnya ukuran ini, kepala baru dapat masuk kedalam rongga panggul setelah terjasi molage untuk menyesuaikan diri pada besar dan bentuk pintu atas panggul. Persalinan membutuhkan waktu lama dan hanya 15% berlangsung spontan. Angka kematian perinatal lebih dari 20%, sedangkan persalinan pervaginam berakibat perlukaan luas pada perineum dan jalan lahir lainnya. Pada janin kecil atau panggul luas persalinan pervaginam biasanya berlangsung dengan mudah.
Pada janin aterm dengan ukuran normal, persalinan pervaginam sulit berlangsung oleh karena engagemen tidak dapat terjadi sampai adanya molase hebat yang memperpendek diameter occipitomentalis atau sampai terjadinya fleksi sempurna atau ekstensi menjadi presentasi muka.
Persalinan pervaginam pada presentasi dahi yang persisten hanya dapat berlangsung bila terdapat molase berlebihan sehingga bentuk kepala berubah. Molase berlebihan akan menyebabkan caput didaerah dahi sehingga palpasi dahi menjadi sulit.
Pada presentasi dahi yang bersifat sementara (penempatan dahi) , progonosis tergantung pada presentasi akhir. Bila presentasi dahi sudah bersifat menetap, prognosis persalinan pervaginam sangat buruk kecuali bila janin kecil atau jalan lahir sangat luas.
8.      Komplikasi
Janin yang kecil masih mungkin lahir spontan, tetapi janin dengan berat dan besar normal tidak dapat lahir spontan pervaginam. Hal ini disebabkan karena kepala turu melalui pintu atas panggul dengan sirkumferensia maksiloparietalis(36cm) yang lebih besar daripada lingkaran pintu atas panggul. Prognosisnya :
a.      Ibu
-          Partus menjadi lebih lama dan lebih sulit
-          Bisa terjadi robekan yang hebat
-          Ruptura uteri
b.      Janin
-          Mortalitas lebih tinggi



9.      Penatalaksanan
a.      Tindakan Bidan
Idealnya pada setiap kelainan presentasi dan posisi dari kepala janin, tindakan bidan adalah merujuk. Kecuali keadaan janin kecil, panggul normal, jarak rumah dan tempat rujukan yang jauh, maka bidan dapat menolong pasien dengan melakukan inform concent terlebih dahulu. Pada Presentasi dahi kepala berada diantara fleksi maksimal dan defleksi. Bidan tidak memiliki kewenangan dalam menolong persalinan dengan presentasi dahi, tindakan bidan disini adalah merujuk ke pelayanan kesehatan. Bidan di rumah sakit bisa berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menolong partus dengan presentasi dahi pada janin yang kecil, panggul normal, keadaan ibu, janin dan kemajuan persalinan baik maka bidan bisa melakukan kolaborasi melahirkan janin dengan presentasi dahi seperti melahirkan janin dengan presentasi muka. Tetapi peralatan untuk resusitasi harus sudah dipersiapkan terlebih dahulu.
Presentasi dahi dengan ukuran panggul dan janin yang normal, tidak akan dapat lahir spontan pervaginam, sehingga harus dilahirkan secara seksio sesaria. Pada janin yang kecil dan panggul yang luas pada garis besarnya sikap dalam menghadapi persalinan presentasi dahi sama dengan sikap menghadapi persalinan presentasi muka. Bila persalinan menunjukkan kemajuan, tidak perlu dilakukan tindakan. Demikian pula bila harapan presentasi dahi dapat berubah menjadi presentasi belakang kepala atau presentasi muka. Jika pada akhir kala I kepala belum masuk ke dalam rongga panggul, dapat diusahakan dengan mengubah presentasi dengan perasat Thorn, tetapi jika tidak berhasil, sebaiknya dilakukan seksio sesaria. Meskipun kepala telah masuk ke rongga panggul, tetapi bila kala II tidak mengalami kemajuan sebaiknya juga dilakukan seksio sesaria. Bayi yang lahir dalam presentasi dahi menunjukkan kaput seksudanium yang besar pada dahi serta moulage kepala yang hebat.

C.    Presentasi Muka
1.      Definisi
Presentai muka ialah keadaan dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal, sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan bagian terendah menghadap kebawah. Presentasi muka dikatakan primer, apabila sudah terjadi sejak masa kehamilan, dan dikatakan sekunder bila baru terjadi pada waktu persalinan.
2.      Etiologi
Sebab-sebab presentasi muka sangat banyak dan pada umumnya berasal dari setiap factor yang menyebabkan defleksi atau menghalangi fleksi kepala. Karena itu, posisi ekstensi kepala lebih sering terjadi pada panggul sempit atau pada bayi yang sangat besar. Insiden penyempitan pintu atas panggul yang tinggi di samping bayi yang besar harus diingat ketika mempertimbangkan pengelolaan presentasi kepala.
Pada wanita multipara, perut yang menggangtung merupakan factor predisposisi lain bagi presentasi muka. Keadaan tersebut menyebabkan punggung bayi menggantung ke depan atau ke arah lateral, sering dengan arah yang sama seperti ditunjukkan oleh oksiput, sehingga menambah ekstensi vertebra servikalis dan torakalis.
Pada kasus-kasus yang luar biasa, pembesaran leher yang mencolok atau lilitan tali pusat di leher dapat menyebabkan ekstensi. Janin anenchephalus pada umumnya mempunyai presentasi muka karena kesalahan perkembangan kranium.
3.      Patofisiologis
Pada umumnya persalinan pada presentasi muka berlangsung tanpa kesulitan. Hal ini dapat dijelaskan karena kepala masuk ke dalam panggul dengan sirkumferensia trakeloparietal yang sedikit lebih besar dari pada sirkumferensia suboksipitobregmatika. Tetapi kesulitan dapat terjadi karena  adanya kesempitan panggul dan janin besar yang merupakan penyebab terjadinya presentasi muka karena kepala menagalami defleksi.

4.      Predisposisi/Faktor Resiko
Presentasi muka terjadi pabila sikap janin ekstensi maksimal sehingga oksiput mendekat ke arah punggung janin dan dagu menjadi bagian presentasinya.faktor predisposisi yang meningkatkan kejadian presentasi muka adalah malformasi janin (0,9 %),berat badan lahir < 1.500 g (0,71%),polihidramnion (0,63%),postmaturitas (0,18 %),dan multiparitas (0,16 %).berbeda dengan presentasi dahi,presentasi muka masih dapat di lahirkan  vaginal apabila posisi dagunya di anterior.

5.      Tanda dan Gejala
Penyebab pada presentasi wajah tidak diketahui pasti, akan tetapi ada banyak hal yang bisa dikaitkan dengan ini. Pada 40% kejadian dikarenakan kurangnya kontraksi pada uterus. Pada wanita yang multipara, abdomen yang menggantung memungkinkan menjadi predisposisi presentasi wajah.Pada beberapa keadaan dapat pula disebabkan karena keadaan berikut:
1)      Tumor leher janin
2)      Lilitan talipusat
3)      Janin anensepalus
4)      Kesempitan panggul dengan janin yang besar
6.      Diagnosis
Meskipun pemeriksaan abdomen dapat memperkirakan kemungkinan presentasi muka, diagnosa klinisnya harus ditentukan pemeriksaan pervaginam. Melalui pemeriksaan pervaginam, gambaran muka yang dapat dibedakan adalah mulut serta hidung, tulang-tulang pipi dan sebagian tulang orbita. Kita dapat keliru membedakan presentasi bokong dengan presentasi muka. Anus dapat keliru dengan mulut dan tuberositasiskii keliru dengan prominensia zigomatikus (tonjolan tulang pipi). Anus bayi harus berada satu garis lurus dengan tuberositas iskii, anus tidak menghisap dan biasanya keluar mekonium, sedangkan mulut bayi dengan keduatonjolan pipi membentuk sudut-sudut sebuah segitiga dan mulut bayi bisa menghisap. Hasil pemeriksaan radiografi menunjukan kepala bayi dalam posisi  hiperektensi dan tulang-tulang muka yang berada pada atau sedikit di bawah pintu atas panggul merupakan gambaran yang cukup khas.

7.      Mekanisme Persalian
Presentasi muka jarang ditemukan di atas pintu  atas panggul. Pada umumnya presentasi dahi dapat berubah menjadi presentasi muka setelah terjadi ekstensi kepala lebih lanjut pada saat kepala turun melewati panggul.
Mekanisme persalinan pada kasus ini terdiri dari beberapa gerakan utama, yaitu : penurunan kepala, putar paksi dalam, fleksi, serta gerakan tambahan seperti ekstensi dan putar paksi luar. Penurunan disebabkan oleh faktor-faktor yang sama seperti presentasi verteks. Ekstensi terjadi akibat hubungan badan bayi dengan defleksi kepala, yang berubah menjadi poros dua lengan dimana lengan yang lebih panjang menjulur dari kondilus oksipitalis ke oksiput. Bila dijumpai ada hambatan, oksiput harus didorong ke arah punggung bayi sementara dagu turun.
Tujuan putar paksi dalam pada presentasi muka adalah membuat dagu berada di bawah symphisis pubis. Persalinan normal tak dapat diselesaikan dengan cara lain kecuali bila kepala bayi kecil. Hanya dengan cara ini, leher cenderung berada di permukaan posterior symphisis pubis. Jika dagu langsung memutar ke arah posterior, leher yang relatif pendek tak dapat terentang pada permukaan anterior sakrum yang panjangnya sekitar 12 cm. Oleh sebab itu, kelahiran kepala jelas tidak mungkin terjadi, kecuali bila bahu telah masuk panggul pada saat yang sama, yaitu suatu kejadian yang baru bisa terjadi kalau bayi sangat kecil atau sudah mengalami maserasi. Putar paksi dalam pada presentasi muka merupakan akibat faktor-faktor yang saam seperti pada presentasi verteks.
Setelah rotasi anterior dan penurunan, bagian dagu dan mulut akan terlihat pada vulva, permukaan bawah dagu menekan symphisis dan kepala dapat dilahirkan dengan fleksi kepala. Hidung, mata, dahi, dan oksiput secara berturut-tururt tampak di atas margo anterior perineum. Setelah kepala lahir, oksiput menggantung ke belakang ke arah anus. Dalam waktu singkat, dagu mengadakan putar paksi luar ke arah sisi di mana bagian dagu mula-mula menghadap, dan kemudian kedua belah bahu dilahirkan seperti pada presentasi verteks.
Sering oedema mengubah bentuk muka sehingga dapat mengacaukan gambaran bayi dan menyebabkan kesalahan diagnosis presentasi bokong. Pada saat yang sama, kepala mengadakan moulage yang ditandai oleh bertambah pajangnya diameter mento oksipitalis kepala.

8.      Komplikasi
1.      Persalinan Macet
Wajah tidak seperti vertex, tidak mengalami moulage.Oleh karena itu, kontraksi minor pelvis sudah dapat menyebabkan persalinan macet.Pada posisi mentoposterior persisten, wajah terjepit dan diperlukan tindakan seksio sesaria.
2.      Prolaps Tali Pusat
Prolapse tali pusat lebih sering terjasi jika ketuban pecah karena wajah merupakan bagian presentasi janin yang tidak sesuai. Pemeriksaan vagina harus dilakukan untuk mencegah terjadinya hal tersebut.
3.      Memar Pada Wajah
Wajah bayi selalu memar dan bengkak pada saat lahir, dengan edema pada kelopak mata dan bibir. Kepala memanjang dan bayi akan berbaring denga posisi kepala ekstensi. Edema akan hilang dalam 1-2 hari dan memar biasanya akan sembuh dalam seminggu.
4.      Perdarahan Serebral
Tidak adanya moulage pada tulang wajah dapat menyebabkan perdarahan intracranial akibat kompresi berlebihan tengkorak wajah atau kompresi ke arah belakang pada moulage.
5.      Trauma Maternal
Laserasi perineum yang luas dapat terjadi pada pelahiran karena besarnya diameter submentovertikal dan biparietal yang mendistensi vagina dan perineum.Terdapat peningkatan insiden pelahiran denganoperasi, baik dengan forcep maupun seksio sesaria dan keduanya meningkatkan morbiditas maternal (Fraser, Diane M., 2009).

9.      Penatalaksanan
Sering terjadi partus lama. Pada dagu anterior kemungkinan persalinan dengan terjadinya fleksi. Pada presentasi muka dengan dagu posterior akan terjadi kesulitan penurunan karena kepala dalam keadaan defleksi maksimal.
Posisi dagu anterior:
1)      Bila pebukaan lengkap:
a)      Lahirkan dengan peralinan spontan pervaginam
b)      Bila kemajuan persalinan lambat lakukan oksitosin drip
c)      Bila penurunan kurang lancar, lakukan forceps
2)      Bila pembukaan belum lengkap:
a)      Tidak didapatkan tanda obstruksi, lakukan oksitosin drip. Lakukan evaluasi persalinan sama dengan presentasi verteks
Posisi dagu posterior:
1)      Bila pembukaan lengkap atau belum lengkap, lakukan seksio sesarea
2)      Bila janin mati lakukan kraniotomi

Tindakan Bidan  :
Idealnya pada setiap kelainan presentasi dan posisi dari kepala janin, tindakan bidan adalah merujuk. Kecuali keadaan janin kecil, panggul normal, jarak rumah dan tempat rujukan yang jauh, maka bidan dapat menolong pasien dengan melakukan inform concent terlebih dahulu. Bidan praktek mandiri tidak memiliki kewenangan dalam menolong persalinan dengan presentasi muka, maka tindakan bidan disini adalah merujuk pasien. Dirumah sakit bidan bisa melakukan tugasnya dengan kolaborasi bersama tenaga kesehatan lain, tetapi apabila tafsiran berat janin kecil, panggul normal atau luas, kondisi ibu, janin dan kemajuan persalinan normal, maka bidan tetap melakukan pemantauan yang lebih ketat dan biasanya bisa lahir per-vaginam. Bidan harus mempersiapkan alat resusitasi. Tetapi secsio cesaria merupakan pilihan yang terbaik untuk presentasi muka ini.

D.    Persistent Oksipito Posterior
1.      Definisi
Pada persalinan presentasi belakang kepala, kepala janin turun melalui pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang atau miring, sehingga UUK dapat berada di kiri melintang, kiri depan, kanan depan, dan di depan. Dalam keadaan fleksi, bagian kepala yang pertama mencapai dasar panggul adalah oksiput. Oksiput akan memutar ke depan ke dasar panggul dengan muskulus levator ani membentuk ruang yang lebih luas di depan sehingga member tempat yang lebih sesuai bagi oksiput. Pada kurang dari 10 % keadaan,kadang-kadang ubun-ubun kecil tidak berputar ke depan sehingga tetap di belakang. Keadaan ini dinamakan posisi oksiput posterior persistens. (Sarwono, 2008)
2.      Patofisiologis
Salah satu penyebab terjadinya POPP adalah kesulitan dalam penyesuain kepala dalam usaha penysuaian kepala  terhadap bentuk dan ukuran panggul, misalnya pada panggul dengan diameter anteroposterior lebih panjang daripada diameter transversal seperti pada panggul Anthropoid, atau segmen depan yang menyempit seperti pada panggul Android. Maka UUK akan mengalami kesulitan memutar ke depan. Sebab-sebab lain seperti otot-otot dasar panggul yang sudah lembek pada multipara atau kepala janin yang kecil dan bulat sehingga tidak ada paksaan pada belakang kepala janin untuk memutar ke depan. (Sarwono, 2008)

3.      Predisposisi/Faktor Resiko
-          Multiparitas
-          Perut Gantung
-          Kelaian anatomi panggul/ panggul ibu yang sempit



4.      Diagnosis
Diagnosa posisi oksiput posterior persistens dapat ditegakkan dengan penemuan hasil pemeriksaan :
a)      Pada pemeriksaan abdomen yaitu :
-          Bagian bawah perut mendatar
-          Ekstremitas janin teraba anterior
-          DJJ terdengar di samping
b)      Pada pemeriksaan vagina yaitu :
-          Presentasi kepala
-          Sutura sagitalis berada pada diameter antero posterior rongga pelvis
-          UUK dekat sacrum
-          UUB mudah teraba di anterior jika kepala dalam keadaa defleksi

5.      Komplikasi
a.      Ibu
-          Partus lama
-          Robekan Jalan Lahir
b.      Janin
-          Mortalitas pada perinatal Meningkat

6.      Mekanisme Persalian
Bila hubungan antara panggul dan janin cukup longgar,persalinan dengan POPP dapat berlangsung secara spontan tetapi pada umumnya lebih lama. Kepala janin akan lahir dalam keadaan muka di bawah simpisis dengan mekanisme sebagai berikut : Setelah  kepala mencapai dasar panggul dan ubun-ubun besar (UUB) berada di bawah simpisis maka UUB tersebut menjadi hipomoklion sehingga lahirlah oksiput melalui perineum yang diikuti oleh bagian kepala lainnya.
Kelahiran bayi dengan UUK di belakang menyebabkan regangan yang besar pada vagina dan perineum. Hal ini disebabkan kepala yang sudah dalam keadaan fleksi maksimal tidak dapat menambah fleksinya lagi. Sehingga kepala lahir melalui pintu bawah panggul dengan sirkumferensia frontooksipitalis yang lebih besar dibandingkan dengan sirkumferensia suboksipito bregmatika. Keadaan ini dapat menimbulkan kerusakan pada vagina dan perineum yang luas.

7.      Penatalaksanan
Pada persalinan dapat terjadi robekan perineum yang tidak teratur atau ekstensi dari episiotomi. Bila persalinan memanjang:
1)      Periksa ketuban. Bila ketuan intak, pecahka ketuban
2)      Bila penurunan kepala lebih dari 3/5 diatas pintu atas panggul (PAP) atau diatas -2, lakukan seksio sesarea
3)      Bila pebukaan serviks belum lengkap dan tidak ada tanda obstruksi, berikan rangsangan dengan oksitosin drip
4)      Bila pembukaan serviks lengkap dan tidak ada kemajuan pada fase pengeluaran, ulangi apakah terdapat suatu kemungkinan adanya obstruksi. Bila tidak ada tanda obstruksi, berikan oksitosin drip
5)      Bila pembukaan lengkap dan kepala masuk sampai tidak kurang dari 1/5 atau (0), lakukan ekstraksi vakum atau forceps
6)      Bila ada tanda obstruksi atau gawat janin lakukan operasi seksio sesarea
Tindakan Bidan :
Idealnya pada setiap kelainan presentasi dan posisi dari kepala janin, tindakan bidan adalah merujuk. Kecuali keadaan janin kecil, panggul normal, jarak rumah dan tempat rujukan yang jauh, maka bidan dapat menolong pasien dengan melakukan inform concent terlebih dahulu. Tetapi apabila bidan praktek mandiri, menemukan kasus ini maka tindkan bidan adalah merujuk pasien.









BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Bersadarkan pemaparan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa adanya kelaianan Malposisi dan Malpresentasi dapat mengganggu terjadi persalinan, yaitu dapat mengakibatkan partus macet, dan kematian perinatal. Oleh sebab itu tenaga kesehatan terkhusus bidan sangat penting mengetahui bagaimana itu Malposisi dan Malpresentasi, termasuk Etiologi, patofisiolog, diagnosis, dan penanganannya. Agar supaya penanganan yang tepat dapat diberikan dengan baik dan hal-hal yang buruk yang merugikan kedua belah pihak dapat diatasi.

B.     Saran
Sekiranya para pembaca makalah ini dapat mengerti tentang apa yang telah dipaparkan penulis khususnya tenaga bidan dan  mengaplikasikannya.

DAFTAR PUSTAKA

-          Winkjosastro, Hanifa, 2006. “Ilmu kebidanan”  Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.
-          Rukiyah Ai Yeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan. Jakarta:Trans Info media
-          Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.2009.Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar