BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelaian Puncak Kepala
1.
Definisi
Presentasi puncak kepala adalah keadaan dimana puncak
kepala merupakan bagian terendah, hal ini terjadi apabila derajat defleksinya
ringan. (Wiknjosastro,2002).
Presentasi puncak kepala adalah presentasi
kepala dengan defleksi/ekstensi minimal dengan sinsiput merupakan bagian
terendah.
Presentasi puncak kepala adalah bagian terbawah janin
yaitu puncak kepala, pada pemeriksaan dalam teraba UUB yang paling rendah, dan
UUB sudah berputar ke depan (Muchtar, 2002).
Pada umumnya presentasi puncak kepala merupakan
kedudukan sementara yang kemudian berubah menjadi presentasi belakang kepala.
Mekanisme persalinannya hampir sama dengan posisi oksipitalis posterior persistens,
sehingga keduanya sering kali dikacaukan satu dengan yang lainnya. Perbedaannya
ialah : pada presentasi puncak kepala tidak terjadi fleksi kepala yang
maksimal, sedangkan lingkaran kepala yang melalui jalan lahir adalah
sirkumferensia frontooksipitalis dengan titik perputaran ()
2.
Etiologi
Menurut statistik hal ini terjadi pada 1% dari seluruh
persalinan. Letak defleksi ringan dalam buku synopsis Obstetri Fisiologi dan
Patologi (2002) biasanya disebabkan:
1)
Kelainan panggul (panggul picak)
2)
Kepala bentuknya bundar
3)
Anak kecil atau mati
4)
Kerusakan dasar panggul
Sedangkan sebab lainnya yaitu :
Penyebabnya keadaan – keadaan yang memaksa terjadi
defleksi kepala atau keadaan yang menghalangi terjadinya fleksi kepala.
1)
Sering ditemukan pada janin besar atau panggul sempit.
2)
Multiparitas, perut gantung
3)
Anensefalus,
tumor leher bagian depan
3.
Patofisiologis
Pada kehamilan normal, kepala janin pada waktu
melewati jalan lahir berada dalam keadaan fleksi tetapi pada kasus ini fleksi
tidak terjadi sehingga kepala dalam keadaan defleksi, jadi yang melewati jalan
lahir adalah sirkumferensia frontooksipitalis dengan titik perputaran yang
berada di bawah simfisis ialah glabella (Sarwono,2005).
Dengan posisi seperti itu mengakibatkan terjadinya
partus lama dan robekan jalan lahir yang lebih luas selain itu karena partus
lama dan moulage yang hebat maka mortalitas perinatal agak tinggi (9%)
(Moctar,2002).
4.
Predisposisi/Faktor
Resiko
1) Multiparitas
2) Perut
Gantung
3) Kelaian
anatomi panggul/ panggul ibu yang sempit
4) Sikap
janin: tidak fleksi tetapi extensi
5.
Diagnosis
Pada pemeriksaan dalam didapati UUB paling rendah dan
berputar ke depan atau sesudah anak lahir caput terdapat di daerah UUB. Diagnosis
kedudukan : Presentasi puncak kepala
1)
Pemeriksaan abdominal
-
Sumbu panjang lain sejajar dengan sumbu panjang ibu
-
Di atas panggul teraba kepala
-
Punggung terdapat pada satu sisi, bagian-bagian kecil
terdapat pada sisi yang berlawanan
-
Di fundus uteri teraba bokong
-
Oleh karena tidak ada fleksi maupun ekstensi maka
tidak teraba dengan jelas adanya tonjolan kepala pada sisi yang satu maupun
sisi lainnya.
2)
Askultasi
-
Denyut jantung janin terdengar paling
keras di kuadran bawah perut ibu, pada sisi yang sama dengan punggung janin
3)
Pemeriksaan Vaginam
-
Sutura sagitalis umumnya teraba pada diameter
transversa panggul,
-
Kedua ubun-ubun sama-sama dengan mudah dapat diraba
dan dikenal. Keduanya sama tinggi dalam panggul.
4)
Pemeriksaan Sinar X
-
Pemeriksaan
radiologis membantu dalam menegakkan diagnosis kedudukan dan menilai panggul
6.
Komplikasi
a.
Ibu
-
Terjadinya partus lama atau robekan
jalan lahir yang lebih luas
b.
Janin
-
Moulage hebat, maka mortalitas anak agak tinggi (9%)
7.
Mekanisme
Persalinan
Mekanisme
persalinan pada presentasi puncak adalah sebagai berikut :
a)
Bagian terendah : puncak kepala
b)
Putaran paksi dalam UUB berputar ke simfisis
c)
Kelahiran kepala : UUB lahir, kemudian dengan glabella
(batas rambut dahi) sebagai hipomoglion, kepala fleksi
sehingga lahirlah oksiput melalui perineum.
Lingkaran kepala yang melewati panggul adalah cirkum fronto-occiput
sebesar 34 cm, karenanya partus akan berlangsung lebih lamadibanding pada
persalinan normal dimana diameter yang melewati panggul adalah circum
suboksipitobregmatikus (32 cm).
Kepala masuk panggul paling sering pada diameter
transversa PAP. Kepala turun perlahan-lahan, dengan ubun-ubun kecil dan dahi sama tingginya (tidak ada fleksi maupun ekstensi) dan dengan sutura
sagitalis pada diameter transversa panggul, sampai puncak kepala mencapai dasar
panggul. Sampai di sini ada beberapa kemungkinan penyelesaiannya:
1)
Paling sering kepala mengadakan fleksi, UUK berputar
ke depan, dan kelahiran terjadi dengan kedudukan occipitoanterior
2)
Kepala mungkin tertahan pada diameter transverse
panggul. Diperlukan pertolongan operatif untuk deep transverse arrest
3)
Kepala mungkin
berputar ke belakang dengan atau tanpa fleksi. UUK menuju ke lengkung sacrum
dan dahi ke pubis. Mekanismenya adalah kedudukan UUK belakang menetap.
Kelahiran dapat spontan atau dengan cara operatif.
4)
Kadang-kadang
sekali kelahiran dapat terjadi dengan sutura sagitalis pada diameter transversa
5)
Kadang-kadang kepala mengadakan ekstensi, dan
mekanismenya menjadi prsentasi muka atau dahi.
8.
Pentalaksanaan
1)
Usahakan lahir pervaginam karena kira-kira 75 % bisa
lahir spontan
2)
Bila ada indikasi ditolong dengan vakum/forsep
biasanya anak yang lahir di dapati caput daerah VVB
3)
Episiotomi
4)
Tindakan Bidan
Idealnya pada setiap kelainan presentasi dan posisi
dari kepala janin, tindakan bidan adalah merujuk. Kecuali keadaan janin kecil,
panggul normal, jarak rumah dan tempat rujukan yang jauh, maka bidan dapat
menolong pasien dengan melakukan inform concent terlebih dahulu. Pada kasus
presentasi puncak kepala bidan perlu melakukan observasi yang lebih ketat
kepada ibu, janin dan kemajuan persalinan. Apabila dalam batas normal maka
bidan bisa memberikan pertolongan pada ibu dengan keadaan presentasi puncak
kepala, tetapi keadaan panggul ibu normal, janin tidak besar, alat resusitasi
harus siap dan persiapan persalinan yang lainnya.
B.
Presentasi Dahi
1.
Definisi
Presentasi dahi adalah keadaan dimana kedudukan kepala
berada diantara fleksi maksimal dan defleksi maksimal, sehingga dahi merupakan
bagian yang terendah. Pada umumnya presentasi dahi ini merupakan kedudukan yang
bersifat sementara, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi muka
atau presentasi belakang kepala. Angka kejadian presentasi dahi kurang lebih
satu diantara 400 persalinan.
Posisi ini biasanya akan berubah menjadi letak
muka/letak belakang kepala.Kepala memasuki panggul dengan dahi melintang/miring
pada waktu putar paksi dalam, dahi memutar kedepan depan dan berada di bawah
arkus pubis, kemudian terjadi flexi sehingga belakang kepala terlahir melewati
perinerum lalu terjadi deflexi sehingga lahirlah dagu.
2.
Etiologi
Sebab terjadinya
presentasi dahi pada dasarnya sama dengan sebab terjadinya presentasi muka
yaitu keadaan-keadaan yang memaksa terjadinya defleksi kepala atau
keadaan-keadaan yang memaksa terjadinya fleksi kepala. Semua presentasi muka
biasanya melewati fase presentasi dahi lebih dahulu.
3.
Patofisiologis
Karena kepala turun melalui pintu atas panggul dengan sirkumferensia
maksilloparietalis (35cm) yang lebih besar daripada lingkar pintu atas panggul
maka janin dengan berat dan besar normal tidak bisa lahir secara pervaginam
kecuali janin yang kecil masih mungkin lahir spontan. Hal itu bisa
mengakibatkan persalinan lama, robekan jalan lahir yang lebih luas dan kematian
perinatal.
4.
Predisposisi/Faktor Resiko
1) Panggul
sempit
2) Janin Besar
3) Multiparitas
4) Kelainan
janin seperti anansefalus
5) Kematian
janin dalam rahim
5.
Tanda dan
Gejala
1)
Panggul sempit
2)
Bayi besar
3)
Kelainan janin
4)
Bagian-bagian yang menumbung.
5)
Kematian janin intra uterin
6.
Diagnosis
Pada permulaan persalinan diagnosis presentasi dahi
sulit ditegakkan. Pemeriksaan luar memberikan hasil seperti pada presentasi
muka, tetapi bagian belakang kepala tidak seberapa menonjol. Denyut jantung
janin jauh lebih jelas terdengar di bagian dada, yaitu bagian yang sama dengan
bagian-bagian kecil.
Kelainan presentasi ini harus dicurigai apabila pada
persalian kepala janin tidak dapat turun kedalam rongga panggul pada wanita
yang pada persalinan-persalinan sebelumnya tidak pernah mengalami kesulitan.
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba sutura frontalis, yang bila diikuti pada
ujung yang satu diraba ubun-ubun besar dan pada ujung lain teraba pangkal
hidung dan lingkar orbita. Pada presentasi dahi ini mulut dan dagu tidak dapat
diraba.
7.
Mekanisme Persalinan
Kepala masuk melalui pintu atas panggul dengan
sirkumferensia maksiloparietalis serta sutura frontalis melintang atau miring.
Setelah terjadi moulage, dan ukuran terbesar kepala telah melalui pintu atas
panggul,dagu memutar ke depan. Sesudah dagu berada didepan, dengan fosa kanina
sebagai hipomoklion, terjadi fleksi sehingga ubun-ubun besar dan belakang
kepala lahir melewati perineum. Kemudian terjadi defleksi, sehingga mulut dan
dagu lahir dibawah simfisis. Yang menghalangi presentasi dahi berubah menjadi presentasi
muka biasanya karena terjadi moulage dn kaput seksudanium yang besar pada dahi
waktu kepla memasuki panggul, sehingga sulit terjadi penambahan defleksi.
Karena besarnya ukuran ini, kepala baru dapat masuk
kedalam rongga panggul setelah terjasi molage untuk menyesuaikan diri pada
besar dan bentuk pintu atas panggul. Persalinan membutuhkan waktu lama dan
hanya 15% berlangsung spontan. Angka kematian perinatal lebih dari 20%,
sedangkan persalinan pervaginam berakibat perlukaan luas pada perineum dan
jalan lahir lainnya. Pada janin kecil atau panggul luas persalinan pervaginam
biasanya berlangsung dengan mudah.
Pada janin aterm dengan ukuran normal, persalinan
pervaginam sulit berlangsung oleh karena engagemen tidak dapat terjadi sampai
adanya molase hebat yang memperpendek diameter occipitomentalis atau sampai
terjadinya fleksi sempurna atau ekstensi menjadi presentasi muka.
Persalinan pervaginam pada presentasi dahi yang
persisten hanya dapat berlangsung bila terdapat molase berlebihan sehingga bentuk
kepala berubah. Molase berlebihan akan menyebabkan caput didaerah dahi sehingga
palpasi dahi menjadi sulit.
Pada presentasi dahi yang bersifat sementara
(penempatan dahi) , progonosis tergantung pada presentasi akhir. Bila
presentasi dahi sudah bersifat menetap, prognosis persalinan pervaginam sangat
buruk kecuali bila janin kecil atau jalan lahir sangat luas.
8.
Komplikasi
Janin yang kecil masih mungkin lahir spontan, tetapi
janin dengan berat dan besar normal tidak dapat lahir spontan pervaginam. Hal
ini disebabkan karena kepala turu melalui pintu atas panggul dengan
sirkumferensia maksiloparietalis(36cm) yang lebih besar daripada lingkaran
pintu atas panggul. Prognosisnya :
a. Ibu
-
Partus menjadi lebih lama dan lebih sulit
-
Bisa terjadi robekan yang hebat
-
Ruptura uteri
b. Janin
-
Mortalitas lebih tinggi
9. Penatalaksanan
a. Tindakan Bidan
Idealnya pada setiap kelainan presentasi dan posisi
dari kepala janin, tindakan bidan adalah merujuk. Kecuali keadaan janin kecil,
panggul normal, jarak rumah dan tempat rujukan yang jauh, maka bidan dapat
menolong pasien dengan melakukan inform concent terlebih dahulu. Pada
Presentasi dahi kepala berada diantara fleksi maksimal dan defleksi. Bidan
tidak memiliki kewenangan dalam menolong persalinan dengan presentasi dahi,
tindakan bidan disini adalah merujuk ke pelayanan kesehatan. Bidan di rumah
sakit bisa berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menolong partus
dengan presentasi dahi pada janin yang kecil, panggul normal, keadaan ibu,
janin dan kemajuan persalinan baik maka bidan bisa melakukan kolaborasi
melahirkan janin dengan presentasi dahi seperti melahirkan janin dengan
presentasi muka. Tetapi peralatan untuk resusitasi harus sudah dipersiapkan
terlebih dahulu.
Presentasi dahi dengan ukuran
panggul dan janin yang normal, tidak akan dapat lahir spontan pervaginam,
sehingga harus dilahirkan secara seksio sesaria. Pada janin yang kecil dan
panggul yang luas pada garis besarnya sikap dalam menghadapi persalinan
presentasi dahi sama dengan sikap menghadapi persalinan presentasi muka. Bila
persalinan menunjukkan kemajuan, tidak perlu dilakukan tindakan. Demikian pula
bila harapan presentasi dahi dapat berubah menjadi presentasi belakang kepala
atau presentasi muka. Jika pada akhir kala I kepala belum masuk ke dalam rongga
panggul, dapat diusahakan dengan mengubah presentasi dengan perasat Thorn,
tetapi jika tidak berhasil, sebaiknya dilakukan seksio sesaria. Meskipun kepala
telah masuk ke rongga panggul, tetapi bila kala II tidak mengalami kemajuan
sebaiknya juga dilakukan seksio sesaria. Bayi yang lahir dalam presentasi dahi
menunjukkan kaput seksudanium yang besar pada dahi serta moulage kepala yang
hebat.
C.
Presentasi
Muka
1. Definisi
Presentai muka ialah keadaan dimana
kepala dalam kedudukan defleksi maksimal, sehingga oksiput tertekan pada
punggung dan muka merupakan bagian terendah menghadap kebawah. Presentasi muka
dikatakan primer, apabila sudah terjadi sejak masa kehamilan, dan dikatakan
sekunder bila baru terjadi pada waktu persalinan.
2. Etiologi
Sebab-sebab
presentasi muka sangat banyak dan pada umumnya berasal dari setiap factor yang
menyebabkan defleksi atau menghalangi fleksi kepala. Karena itu, posisi
ekstensi kepala lebih sering terjadi pada panggul sempit atau pada bayi yang
sangat besar. Insiden penyempitan pintu atas panggul yang tinggi di samping
bayi yang besar harus diingat ketika mempertimbangkan pengelolaan presentasi
kepala.
Pada wanita
multipara, perut yang menggangtung merupakan factor predisposisi lain bagi
presentasi muka. Keadaan tersebut menyebabkan punggung bayi menggantung ke
depan atau ke arah lateral, sering dengan arah yang sama seperti ditunjukkan
oleh oksiput, sehingga menambah ekstensi vertebra servikalis dan torakalis.
Pada
kasus-kasus yang luar biasa, pembesaran leher yang mencolok atau lilitan tali
pusat di leher dapat menyebabkan ekstensi. Janin anenchephalus pada umumnya
mempunyai presentasi muka karena kesalahan perkembangan kranium.
3. Patofisiologis
Pada umumnya persalinan
pada presentasi muka berlangsung tanpa kesulitan. Hal ini dapat dijelaskan
karena kepala masuk ke dalam panggul dengan sirkumferensia trakeloparietal yang
sedikit lebih besar dari pada sirkumferensia suboksipitobregmatika. Tetapi
kesulitan dapat terjadi karena adanya kesempitan panggul dan janin besar
yang merupakan penyebab terjadinya presentasi muka karena kepala menagalami
defleksi.
4. Predisposisi/Faktor Resiko
Presentasi muka terjadi pabila
sikap janin ekstensi maksimal sehingga oksiput mendekat ke arah punggung janin
dan dagu menjadi bagian presentasinya.faktor predisposisi yang meningkatkan
kejadian presentasi muka adalah malformasi janin (0,9 %),berat badan lahir <
1.500 g (0,71%),polihidramnion (0,63%),postmaturitas (0,18 %),dan multiparitas
(0,16 %).berbeda dengan presentasi dahi,presentasi muka masih dapat di
lahirkan vaginal apabila posisi dagunya
di anterior.
5. Tanda dan Gejala
Penyebab pada presentasi wajah tidak
diketahui pasti, akan tetapi ada banyak hal yang bisa dikaitkan dengan ini.
Pada 40% kejadian dikarenakan kurangnya kontraksi pada uterus. Pada wanita yang
multipara, abdomen yang menggantung memungkinkan menjadi predisposisi
presentasi wajah.Pada beberapa keadaan dapat pula disebabkan karena keadaan
berikut:
1) Tumor
leher janin
2) Lilitan
talipusat
3) Janin
anensepalus
4) Kesempitan
panggul dengan janin yang besar
6.
Diagnosis
Meskipun
pemeriksaan abdomen dapat memperkirakan kemungkinan presentasi muka, diagnosa
klinisnya harus ditentukan pemeriksaan pervaginam. Melalui pemeriksaan
pervaginam, gambaran muka yang dapat dibedakan adalah mulut serta hidung, tulang-tulang
pipi dan sebagian tulang orbita. Kita dapat keliru membedakan presentasi bokong
dengan presentasi muka. Anus dapat keliru dengan mulut dan tuberositasiskii
keliru dengan prominensia zigomatikus (tonjolan tulang pipi). Anus bayi harus
berada satu garis lurus dengan tuberositas iskii, anus tidak menghisap dan
biasanya keluar mekonium, sedangkan mulut bayi dengan keduatonjolan pipi
membentuk sudut-sudut sebuah segitiga dan mulut bayi bisa menghisap. Hasil
pemeriksaan radiografi menunjukan kepala bayi dalam posisi hiperektensi dan tulang-tulang muka yang
berada pada atau sedikit di bawah pintu atas panggul merupakan gambaran yang
cukup khas.
7.
Mekanisme
Persalian
Presentasi muka
jarang ditemukan di atas pintu atas
panggul. Pada umumnya presentasi dahi dapat berubah menjadi presentasi muka
setelah terjadi ekstensi kepala lebih lanjut pada saat kepala turun melewati
panggul.
Mekanisme
persalinan pada kasus ini terdiri dari beberapa gerakan utama, yaitu :
penurunan kepala, putar paksi dalam, fleksi, serta gerakan tambahan seperti
ekstensi dan putar paksi luar. Penurunan
disebabkan oleh faktor-faktor yang sama seperti presentasi verteks. Ekstensi
terjadi akibat hubungan badan bayi dengan defleksi kepala, yang berubah menjadi
poros dua lengan dimana lengan yang lebih panjang menjulur dari kondilus
oksipitalis ke oksiput. Bila dijumpai ada hambatan, oksiput harus didorong ke
arah punggung bayi sementara dagu turun.
Tujuan putar
paksi dalam pada presentasi muka adalah membuat dagu berada di bawah symphisis pubis.
Persalinan normal tak dapat diselesaikan dengan cara lain kecuali bila kepala
bayi kecil. Hanya dengan cara ini, leher cenderung berada di permukaan
posterior symphisis pubis. Jika dagu langsung memutar ke arah posterior, leher
yang relatif pendek tak dapat terentang pada permukaan anterior sakrum yang
panjangnya sekitar 12 cm. Oleh sebab itu, kelahiran kepala jelas tidak mungkin
terjadi, kecuali bila bahu telah masuk panggul pada saat yang sama, yaitu suatu
kejadian yang baru bisa terjadi kalau bayi sangat kecil atau sudah mengalami
maserasi. Putar paksi dalam pada presentasi muka merupakan akibat faktor-faktor
yang saam seperti pada presentasi verteks.
Setelah rotasi
anterior dan penurunan, bagian dagu dan mulut akan terlihat pada vulva,
permukaan bawah dagu menekan symphisis dan kepala dapat dilahirkan dengan
fleksi kepala. Hidung, mata, dahi, dan oksiput secara berturut-tururt tampak di
atas margo anterior perineum. Setelah kepala lahir, oksiput menggantung ke
belakang ke arah anus. Dalam waktu singkat, dagu mengadakan putar paksi luar ke
arah sisi di mana bagian dagu mula-mula menghadap, dan kemudian kedua belah
bahu dilahirkan seperti pada presentasi verteks.
Sering oedema
mengubah bentuk muka sehingga dapat mengacaukan gambaran bayi dan menyebabkan
kesalahan diagnosis presentasi bokong. Pada saat yang sama, kepala mengadakan
moulage yang ditandai oleh bertambah pajangnya diameter mento oksipitalis
kepala.
8. Komplikasi
1.
Persalinan Macet
Wajah tidak seperti vertex, tidak mengalami
moulage.Oleh karena itu, kontraksi minor pelvis sudah dapat menyebabkan
persalinan macet.Pada posisi mentoposterior persisten, wajah terjepit dan
diperlukan tindakan seksio sesaria.
2.
Prolaps Tali Pusat
Prolapse tali pusat lebih sering terjasi jika ketuban pecah karena wajah merupakan
bagian presentasi janin yang tidak sesuai. Pemeriksaan vagina harus dilakukan
untuk mencegah terjadinya hal tersebut.
3.
Memar Pada Wajah
Wajah bayi selalu memar dan bengkak pada saat lahir, dengan edema pada
kelopak mata dan bibir. Kepala memanjang dan bayi akan berbaring denga posisi
kepala ekstensi. Edema akan hilang dalam 1-2 hari dan memar biasanya akan
sembuh dalam seminggu.
4.
Perdarahan Serebral
Tidak adanya
moulage pada tulang wajah dapat menyebabkan perdarahan intracranial akibat
kompresi berlebihan tengkorak wajah atau kompresi ke arah belakang pada
moulage.
5.
Trauma Maternal
Laserasi perineum yang luas dapat terjadi pada
pelahiran karena besarnya diameter submentovertikal dan biparietal yang
mendistensi vagina dan perineum.Terdapat peningkatan insiden pelahiran
denganoperasi, baik dengan forcep maupun seksio sesaria dan keduanya
meningkatkan morbiditas maternal (Fraser, Diane M., 2009).
9. Penatalaksanan
Sering
terjadi partus lama. Pada dagu anterior kemungkinan persalinan dengan
terjadinya fleksi. Pada presentasi muka dengan dagu posterior akan terjadi
kesulitan penurunan karena kepala dalam keadaan defleksi maksimal.
Posisi
dagu anterior:
1) Bila pebukaan lengkap:
a) Lahirkan dengan peralinan spontan
pervaginam
b) Bila kemajuan persalinan lambat
lakukan oksitosin drip
c) Bila penurunan kurang lancar,
lakukan forceps
2) Bila pembukaan belum lengkap:
a) Tidak didapatkan tanda obstruksi,
lakukan oksitosin drip. Lakukan evaluasi persalinan sama dengan presentasi
verteks
Posisi dagu posterior:
1) Bila pembukaan lengkap atau belum
lengkap, lakukan seksio sesarea
2) Bila janin mati lakukan kraniotomi
Tindakan
Bidan :
Idealnya pada setiap kelainan
presentasi dan posisi dari kepala janin, tindakan bidan adalah merujuk. Kecuali
keadaan janin kecil, panggul normal, jarak rumah dan tempat rujukan yang jauh,
maka bidan dapat menolong pasien dengan melakukan inform concent terlebih
dahulu. Bidan praktek mandiri tidak memiliki kewenangan dalam menolong
persalinan dengan presentasi muka, maka tindakan bidan disini adalah merujuk pasien.
Dirumah sakit bidan bisa melakukan tugasnya dengan kolaborasi bersama tenaga
kesehatan lain, tetapi apabila tafsiran berat janin kecil, panggul normal atau
luas, kondisi ibu, janin dan kemajuan persalinan normal, maka bidan tetap
melakukan pemantauan yang lebih ketat dan biasanya bisa lahir per-vaginam.
Bidan harus mempersiapkan alat resusitasi. Tetapi secsio cesaria merupakan
pilihan yang terbaik untuk presentasi muka ini.
D. Persistent
Oksipito Posterior
1. Definisi
Pada persalinan presentasi belakang
kepala, kepala janin turun melalui pintu atas panggul dengan sutura sagitalis
melintang atau miring, sehingga UUK dapat berada di kiri melintang, kiri depan,
kanan depan, dan di depan. Dalam keadaan fleksi, bagian kepala yang pertama
mencapai dasar panggul adalah oksiput. Oksiput akan memutar ke depan ke dasar
panggul dengan muskulus levator ani membentuk ruang yang lebih luas di depan
sehingga member tempat yang lebih sesuai bagi oksiput. Pada kurang dari 10 %
keadaan,kadang-kadang ubun-ubun kecil tidak berputar ke depan sehingga tetap di
belakang. Keadaan ini dinamakan posisi oksiput posterior persistens. (Sarwono, 2008)
2.
Patofisiologis
Salah satu penyebab terjadinya POPP
adalah kesulitan dalam penyesuain kepala dalam usaha penysuaian kepala terhadap bentuk dan ukuran panggul, misalnya
pada panggul dengan diameter anteroposterior lebih panjang daripada diameter
transversal seperti pada panggul Anthropoid, atau segmen depan yang menyempit
seperti pada panggul Android. Maka UUK akan mengalami kesulitan memutar ke
depan. Sebab-sebab lain seperti otot-otot dasar panggul yang sudah lembek pada
multipara atau kepala janin yang kecil dan bulat sehingga tidak ada paksaan
pada belakang kepala janin untuk memutar ke depan. (Sarwono, 2008)
3.
Predisposisi/Faktor
Resiko
-
Multiparitas
-
Perut Gantung
-
Kelaian anatomi panggul/ panggul ibu
yang sempit
4.
Diagnosis
Diagnosa posisi oksiput posterior persistens dapat
ditegakkan dengan penemuan hasil pemeriksaan :
a)
Pada pemeriksaan abdomen yaitu :
-
Bagian bawah perut mendatar
-
Ekstremitas janin teraba anterior
-
DJJ terdengar di samping
b)
Pada pemeriksaan vagina yaitu :
-
Presentasi kepala
-
Sutura sagitalis berada pada diameter antero posterior
rongga pelvis
-
UUK dekat sacrum
-
UUB mudah teraba di anterior jika kepala dalam keadaa
defleksi
5.
Komplikasi
a.
Ibu
-
Partus lama
-
Robekan Jalan Lahir
b.
Janin
-
Mortalitas pada perinatal Meningkat
6.
Mekanisme
Persalian
Bila hubungan antara panggul dan janin cukup
longgar,persalinan dengan POPP dapat berlangsung secara spontan tetapi pada
umumnya lebih lama. Kepala janin akan lahir dalam keadaan muka di bawah
simpisis dengan mekanisme sebagai berikut : Setelah kepala mencapai dasar panggul dan ubun-ubun
besar (UUB) berada di bawah simpisis maka UUB tersebut menjadi hipomoklion
sehingga lahirlah oksiput melalui perineum yang diikuti oleh bagian kepala
lainnya.
Kelahiran bayi dengan UUK di belakang menyebabkan
regangan yang besar pada vagina dan perineum. Hal ini disebabkan kepala yang
sudah dalam keadaan fleksi maksimal tidak dapat menambah fleksinya lagi.
Sehingga kepala lahir melalui pintu bawah panggul dengan sirkumferensia
frontooksipitalis yang lebih besar dibandingkan dengan sirkumferensia
suboksipito bregmatika. Keadaan ini dapat menimbulkan kerusakan pada vagina dan
perineum yang luas.
7.
Penatalaksanan
Pada
persalinan dapat terjadi robekan perineum yang tidak teratur atau ekstensi dari
episiotomi. Bila persalinan memanjang:
1) Periksa ketuban. Bila ketuan intak,
pecahka ketuban
2) Bila penurunan kepala lebih dari 3/5
diatas pintu atas panggul (PAP) atau diatas -2, lakukan seksio sesarea
3) Bila pebukaan serviks belum lengkap
dan tidak ada tanda obstruksi, berikan rangsangan dengan oksitosin drip
4) Bila pembukaan serviks lengkap dan
tidak ada kemajuan pada fase pengeluaran, ulangi apakah terdapat suatu
kemungkinan adanya obstruksi. Bila tidak ada tanda obstruksi, berikan oksitosin
drip
5) Bila pembukaan lengkap dan kepala
masuk sampai tidak kurang dari 1/5 atau (0), lakukan ekstraksi vakum atau
forceps
6) Bila ada tanda obstruksi atau gawat
janin lakukan operasi seksio sesarea
Tindakan Bidan :
Idealnya
pada setiap kelainan presentasi dan posisi dari kepala janin, tindakan bidan
adalah merujuk. Kecuali keadaan janin kecil, panggul normal, jarak rumah dan
tempat rujukan yang jauh, maka bidan dapat menolong pasien dengan melakukan
inform concent terlebih dahulu. Tetapi apabila bidan praktek mandiri, menemukan
kasus ini maka tindkan bidan adalah merujuk pasien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bersadarkan
pemaparan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa adanya kelaianan Malposisi dan
Malpresentasi dapat mengganggu terjadi persalinan, yaitu dapat mengakibatkan
partus macet, dan kematian perinatal. Oleh sebab itu tenaga kesehatan terkhusus
bidan sangat penting mengetahui bagaimana itu Malposisi dan Malpresentasi,
termasuk Etiologi, patofisiolog, diagnosis, dan penanganannya. Agar supaya
penanganan yang tepat dapat diberikan dengan baik dan hal-hal yang buruk yang
merugikan kedua belah pihak dapat diatasi.
B. Saran
Sekiranya para pembaca makalah ini
dapat mengerti tentang apa yang telah dipaparkan penulis khususnya tenaga bidan
dan mengaplikasikannya.
DAFTAR PUSTAKA
-
Winkjosastro, Hanifa, 2006. “Ilmu kebidanan”
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.
-
Rukiyah Ai
Yeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Patologi
Kebidanan. Jakarta:Trans Info media
-
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.2009.Jakarta:
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.