Bentuk
Program Menjaga Mutu Retrospektif
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Mutu
Pelayanan Kebidanan
Disusun
Kelompok
3
1. Reni
Andriani ( 044228120029 )
2. Shella
Fadilah (
044228120033 )
3. Srinita
Asmarani ( 044228120036 )
4. Susana
Endang (
044228120037 )
5. Wina
Novitasari ( 044228120042 )
AKADEMI KEBIDANAN BANDUNG
YAYASAN CIARA PUTRI
2014
Jln. LNU Nurtanio/Garuda No.79/83
Bandung Telp.022-6034136
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan Kesehatan berperan penting
dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Untuk
mencapai keberhasilan dalam pembangunan bidang kesehatan tersebut
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan
terpadu. Dalam hal ini Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
merupakan penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang pertama
di wilayah kerjanya masing-masing. Puskesmas sesuai dengan fungsinya ( sebagai
pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan
keluarga serta pusat pelayanan kesehatan dasar ) berkewajiban mengupayakan,
menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan yang bermutu dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkwalitas dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan kesehatan Nasional yaitu terwujudnya derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya bagi setiap orang.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
Bentuk PMM Rertrospektif
C.
Tujuan
Tujuan umum
Mahasiswi jadi mengetahui apa saja upaya
dan bentuk dari Program menjaga mutu.
Tujuan khusus
Untuk memenuhi tugas mata
kuliah Mutu pelayanan kebidanan
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Bentuk Program
Menjaga Mutu Retrospektif (Retrospective
Quality Assurance)
Program Menjaga Mutu Retrospektif adalah yang diselenggarakan setelah
pelayanan kesehatan.Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan pada
standar keluaran, yakni memantau dan menilai penampilan pelayanan kesehatan,
maka obyek yang dipantau dan dinilai bersifat tidak langsung, dapat berupa
hasil kerja pelaksana pelayanan .atau berupa pandangan pemakai jasa kesehatan.
Beberap contoh progaram Menjaga Mutu
Restrospektif :
·
Review Rekam Medik
Penampilan
pelayanan dinilai dari rekam medis yang digunakan pada pelayanan kesehatan.
Semua catatan yang ada dalam rekam medis dibandingkan dengan standar yang telah
ditetapkan. Tergantung dari masalah yang akan dipantau dan dinila, Review rekam
medis dapat dibedakan beberapa macam, misalnya review pemkaian obat ( drug
usage review) jika yang dinilai adalah catatan obat yang digunakan, atau review
kasus pembedahan jika yang dinilai adalah catatan pembedahan.
Review
merupakan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan, penggunaan sumber daya,
laporan kejadian/kecelakaan seperti yang direfleksikan pada catatan-catatan.
Penilaian dilakukan baik terhadap dokumennya sendiri apakah informasi memadai
maupun terhadap kewajaran dan kecukupan dari pelayanan yang diberikan.
·
Review Jaringan
Disini
penampilan pelayanan kesehatan (khusus untuk bedah) dinilai dari jaringan
pembedahan yang dilakukan. Misalnya tindakan apendiktomi, Apabila
gambaran patologi anatomi dari jaringan yang diangkat telah sesuai dengan
diagnosis yang ditegakkan, maka berarti pelayanan bedah tersebut adalah
pelayanan kesehatan bermutu.
·
Survey Kline
Disini
penampilan pelayanan kesehatan dinilai dari pandangan pemakai jasa pelayanan
kesehatan. Survai klien ini dapat dilakukan secara informal, dalam arti
melangsungkan tanya jawab setelah usainya setiap pelayanan kesehatan, atau
secara formal, dalam arti melakukan suatu survei yang dirancang khusus. Survei
dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau interview secara langsung maupun
melalui telepon, terstruktur atau tidak terstruktur. Misalnya
: survei kepuasan pasien atau misalnya ngobrol dengan pasien setelah selesai
pelayanan.
·
Program Menjaga Mutu Internal
Program
menjaga mutu internal adalah bentuk kedudukan organisasi yang bertanggungjawab
menyelenggarakan Program Menjaga Mutu berada di dalam institusi yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Untuk ini di dalam institusi pelayanan
kesehatan tersebut dibentuklah suatu organisasi secara khusus diserahkan
tanggung jawab akan menyelenggarakan Program Menjaga Mutu .
1. Tujuan
Tujuan Program Menjaga Mutu secara umum dapat dibagi dua
macam yaitu :
a. Tujuan
Umum
Tujuan
umum Program Menjaga Mutu adalah untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
b. Tujuan
Khusus
Tujuan
Khusus Program Menjaga Mutu dibedakan atas lima macam yaitu :
1. Diketahui
maslah mutu pelayanan kesehatan yang diselengarakan.
2. Diketahuinya
penyebab munculnya masalah kesehatan yang diselenggarakan,
3. Tersusunnya
upaya penyelesaian masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang
ditemukan.
4. Terselenggarakan
upaya penyelesaian masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang
ditemukan .
5. Tersusunnya
saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan.
Jika
ditinjau dari peranan para pelaksananya, secara umum dapat dibedakan atas dua
macam :
1. Para
pelaksana program menjaga mutu adalah para ahli yang tidak terlibat dalam
pelayanan kesehatan (expert group) yang secara khusus diberikan wewenang dan
tanggung jawab menyelenggarakan
Program Menjaga Mutu.
2. Para
pelaksana program menjga mutu adalah mereka yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan (team based),jadi semacam gugus kendali mutu,sebagaimana yang banyak
dibentuk didunia industri. Dari dua bentuk organisasi yang dapat dibentuk ini,
yang dinilai paling baik adalah bentuk yang kedua, karena sesungguhnya yang
paling bertanggung jawab menyelenggarakan program menjaga mutu seyogyanya bukan
orang lain melainkan adalah mereka yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
itu sendiri.
·
Program Menjaga Mutu Eksternal
Pada bentuk
ini kedudukan organisasi yang bertanggung jawab menyelenggarakan program
menjaga mutu berada diluar institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Untuk ini, biasanya untuk suatu wilayah kerja tertentu dan/atau untuk
kepentingan tertentu, dibentuklah suatu organisasi, diluar institusi yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan, yang diserahkan tanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan, yang diserahkan tanggung jawab
menyelenggarakan program menjaga mutu, misalnya suatu badan penyelenggara
program asuransi kesehatan, yang untuk kepentingan programnya, membentuksuatu
unit program menjaga mutu, guna memantau, menilai serta mengajukan saran-saran
perbaikan mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh berbagai institusi
pelayanan kesehatan yang tergabung dalam program yang di kembangkannya. Pada
program menjaga mutu eksternal seolah-olah ada campur tangan pihak luar untuk
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh suatu institusi pelayanan
kesehatan, yang biasanya sulit diterima.
1.
Menetapkan Masalah Mutu
Masalah
adalah sesuatu hal yang tidak sesuai dengan harapan. Dengan demikian, masalah
mutu layanan kesehatan adalah kesenjangan yang terjadi antara harapan dengan
kenyataan dari berbagai dimensi mutu layanan kesehatan termasuk kepuasan
pasien, kepuasan petugas kesehatan, dan kepatuhan petugas kesehatan dalam
menggunakan standar layanan kesehatan sewaktu memberikan layanan kesehatan
kepada pasien. Masalah mutu layanan kesehatan dapat dikenali dengan berbagai
cara antara lain :
a.
Melalui pengamatan langsung terhadap petugas kesehatan
yang sedang melakuakan layanan kesehatan.
b.
Melalui wawancara terhadap pasien dan keluarganya,
masyarakat, serta petugas kesehatan.
c.
Dengan mendengarkan keluhan pasien dan keluaragnya,
masyarakat, serta petugas kesehatan.
d.
Dengan membaca serta memeriksa catatan dan laporan
rekam medik.
Inventarisasi
masalah mutu layanan kesehatan dasar akan dilakukan oleh kelompok. Jaminan mutu
layanan kesehatan melalui curah pendapat atau teknik kelompok nominal. Setiap anggota
kelompok diminta mengemukakan sebanyak mungkin masalah mutu layanan kesehatan.
Setelah terkumpul, masalah utu tersebut harus diseleksi untuk membedakan mana
yang benar-benar masalah mutu atau bukan. Seleksi dilakukan melalui klarifikasi
dan komfirmasi terhadap maslah yang dikumpulkan.
Klarifikasi
di sini ditujukan untuk menghilangkan atau memperjelas masalah yang belum atau
tidak jelas dan untuk menghindari terjadinya masalah mutu layanan kesehatan
yang tumpang tindih. Komfirmasi maksudnya adalah terdapatnya dukungan data
untuk setiap masalah yang telah diklarifikasikan sebagai bukti bahwa masalah
mutu layanan kesehatan memang ada. Setelah dilakukan klarifikasi dan
konfirmasi, maka yang bukan masalah mutu akan disingkirkan, sementara masalah
mutu yang tersisa akan ditentukan prioritasnya. Masalah mutu yang baik dapat
digunakan sebagai bahan ajar untuk mencari pengalaman dalam memecahkan masalah
mutu layanan kesehatan. Karakteristik masalah mutu semacam ini antara lain :
1.
Mudah dikenali, karena biasanya dapat dipecahkan dengan
mudah dan cepat.
2.
Masalah mutu layanan kesehatan, yang menurut petugas
layanan penting.
3.
Masalah mutu layanan kesehatan yang mempunyai hubungan
emosional dengan petugas layanan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adanya perubahan sosial budaya
masyarakat dan perkembangan pengetahuan dan teknologi, peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan informasi yang begitu cepat ,
serta diikuti oleh tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang baik , mengharuskan
sarana pelayanan kesehatan untuk mengembangkan diri secara terus- menerus
seiring dengan perkembangan yang ada pada masyarakat tersebut.
Saran Sebagai bidan kita harus senantiasa menjaga mutu pelayanan yang sudah
sesuai dengan standar praktik agar pasien lebih percaya dan nyaman.
Program Menjaga Mutu Retrospektif
adalah yang diselenggarakan setelah pelayanan kesehatan.Pada bentuk ini
perhatian utama lebih ditujukan pada standar keluaran, yakni memantau dan
menilai penampilan pelayanan kesehatan, maka obyek yang dipantau dan dinilai
bersifat tidak langsung, dapat berupa hasil kerja pelaksana pelayanan .atau
berupa pandangan pemakai jasa kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Sarwono Prawirohardjo, 2010.Ilmu Kebidanan. Jakarta :
PT.Bina Pustaka Sarwono.
·
http://www.scrib.com./mobile/doc/97695190/device_Prenagent
(diunduh pada tanggal 29 september 2013)
·
Desa, bidan. 2010. Kenali Ketidaknyamanan kehamilan
trimester. (online).( http://bidandesa.com, diakses 29 september 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar