Kamis, 03 Juli 2014

NEONATUS BAYI DAN BALITA DENGAN KELAINAN BAWAAN

BAB I
PENDAHULAN
A.    Latar Belakang
Asuhan kebidanan adalah asuhan yang diberikan oleh bidan jadi asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, dan balita. Neonatus, bayi, dan balita dengan jejas persalinan adalah suatu keadaan pada neonatus, bayi dan balita yang terjadi selama proses persalinan dan dapat menyebabkan gangguan pada neontaus, bayi, dan balita apabila tidak dibrikan asugan yang benar ada beberapa trauma persalinan diantaranya adalah caput succedenium, Cephalhematoma, Pendarahan subaponeurotik, trauma pada freksus brahialis, fraktur.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Asuahan pada Neonatus, bayi dan balita dengan caput succedenium
2.      Bagaimana asuahn pada Neonatus, bayi dan balita dengan Cephalhematoma
3.      Bagaimana asuahn pada Neonatus, bayi dan balita dengan Pendarahan subaponeurotik
4.      Bagaimana asuahn pada Neonatus, bayi dan balita dengan  trauma pada freksus brahialis
5.      Bagaimana asuahn pada Neonatus, bayi dan balita dengan fraktur









C.    Tujuan
1.      Memahami dan mengetahui tentang Asuhan pada Neonatus bayi dan Balita dengan caput succedenium
2.      Memahami dan mengetahui tentang Asuhan pada Neonatus bayi dan Balita dengan Cephalhematoma
3.      Memahami dan mengetahui tentang Asuhan pada Neonatus bayi dan Balita dengan Pendarahan subaponeurotik
4.      Memahami dan mengetahui tentang Asuhan pada Neonatus bayi dan Balita dengan freksus brahialis
5.      Memahami dan mengetahui tentang Asuhan pada Neonatus bayi dan Balita dengan Fraktur














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.      Caput  Succedenium
Ø  Definisi
Caput  Succedenium  adalah pembengkakan difus jaringan lunak kepala yang dapat melampaui sutura. Caput succedenium merupakan akibat sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina pada saat kepala pada saat proses persalinan spontan. Isi dari pembengkakan ini adalah getah bening.
Ø  Penangan
Bidan perlu meyakinkan kepada ibu bahwa, keadaan bayi tidak mengkhawatirkan. Bayi tidak memerlukan tindakan dan tidak ada gejala sisa yang dilaporkan. Pembengkakan akan hilang spontan dalam 2-4 hari setelh lahir.
2.      Cephalhematoma
Ø  Definisi
Cepalhematoma adalah perdarahan subperiosteal akibat kerusakan jaringan periosteum karena tarikan atau tekanan jalan lahir. Perdarahan ini tidak pernah malampaui batas sutura. Bidan harus meyakinkan ibu bahwa, keadaan bayi tidak mengkhawatirkan bidan perlu menjaga kebersiahn kulit kepala bayi.
Ø  Penanganan
Daerah bengkak tidak boleh dilakukan masase diperlukan tindakan berupa observasi pada keadaan bayi dan pembengkakan. Cephalhematoma akan hilang pada beberapa minggu atau bulan (1-3 bulan) pada gangguan luas dapat menimbulkan anemia dan hiperbillirubunemia pada bayi yang mengalami gangguan yang luas ini memerlukan pemantaaun hemoglobin (Hb), hematokrit (HMT) Dan bilirubun dan pemeriksaan sinar X dilakukan apabila di curigai ada fraktur tulang tengkorak (5% dari seluruh kejadiaan cepalhematoma) bidan perlu menasehati ibu untuk membawa bayinya kembali bila tampak kuning. Siapa saja dilarang untuk tidak mengaspirasi cephalhematoma walaupun teraba fluktuasi.
3.      Pendarahan Subapeoneurotik
Ø  Definisi
Perdarahan subapeoneurotik adalah perdarahan dibawah haponeorosis akibat pecahnya vena-vena yang menghubungkan jaringan luar dengan sinus-sinus dalam tengkorak (vv emissrasia) terjadi pada persalinan yang diakhiri dengan alat (Vakum ekstraksi) benjolan dapat teraba di seluruh kulit kepala tidak berbatas tegas, teraba lunak, nyeri tekan, kadang teraba fluktuasi dan edema. Kadang-kadang bentuk kepala aksimetris lingkar kepala bertambah kulit pucat denyut jantung lebih dari 160 x/menit frekuensi nafas lebih dari 60 x/menit perdarah ini muncul pada saat lahir bertambah jejas dalam 24 jam perdarahan ini dapat menyebabkan anemia dan syok dan hiperbilirubun.
Ø  Penanganan
Asuhan pada Bayi Baru Lahir yang menglami perdarahan subaponeurotik, antara lain sebagai berikut:
a.       Berikan vitamin K1 1 minggu MI Intramuskuler dosis tunggal pada bayi telah mendapatkan Vitamin K 1 pada sat lahir
b.      Periksa golongan darah bila perlu transfusi darah cek ulang kadar Hb dalam 24 jam kemudian
c.       Ukur lingkar kepala ulangi 6 jam kemudian
d.      Jika lingkar kepala bertambah menunjukkan bayi syok (Akral Dingin, pucat, denyut jantung lebih dari 160x/menit, kesadaran menurun)

ü  Infus RL 20 ml/Kg dalam waktu 10 menit ulangi dalam 10 menit
ü  Ukur kadar Hb ulangi 24 Jam kemudian bila Hb kurang dari 14g/dl, HMT kurang dari 40%, transfusi darah
ü  Bila syok teratasi berikan minum (menetek ASI peras)
e.       Bayi stabil ukur lingkar kepla setiap hari pemeriksaan tanda pucar denyut jantung setiap 3 jam
f.       Siapkan cairan darah sewaktu-waktu bila diperlukan
g.      Bila lingkar kepala berkurang perksa tanda pucat denyut jantung nafas 2x/hari dan kadar Hb 2x/hari
h.      Lanjutkan pemeriksaan sampai minimal 4 hari sampai kadar Hb normal
i.        Bila bayi stabil boleh pulang
j.        Jika lingkar kepala bertambah/ menetap perika tanda pucat, denyut jantung, nafas setiap jam dan kadar Hb setiap jam dan siapkan transfusi sesuai indikasi
k.      Bila kulit kepala terluka lakukan drainase
4.      Trauma pada freksus brahialis
Ø  Definisi
Trauma pada freksus brahialis terjadi akibat tarika  di daerah leher pada sat melahirkan bahu bayi pada persalinan letak kepala atau pada saat persalinan letak kepala sungsang.
a.       Erb duchene paralysis
Ø  Definisi
Kerusakan pada freksus terjadi pada cabang-cabang freksus C5-C6 freksus brahialis. Kerusakan pada freksus ini menyebabkan kelemahan/kelumpuhna lengan atau fleksi, abduksi dan rotasi keluar.


·         Tanda dan gejala
Gejala pada kerusakan ini antara lain hilangnya refleks Morro dan biseps.
·         Penanganan
Dengan cara lengan posisi adduksi, putaran kedalam, lengan bawah pronasi telapak tangan menghadap ke belakang penangan pada freksus ini antara lain meletakkan tangan atas dan posisi aduksi 900 dalam putaran keluar siku dalam fleksi 900 dengan supinasi lengan bawah dan ekstensi pergelangan serta telapak tangan menghadap depan. Kerusakan ini akan sembuh dalam waktui 3-6 bulan.
b.      Paralisis Klumpke
·         Definisi
Kerusakan fraksus brahialis terjadi pada freksus C8-TH1. Kerusakan ini menyebabkan kelemahan lengan dan otot-otot fleksor pergelangan, sehingga gejala yang tampak adalah telapak tangan tidak dapat mengepal.
·         Penangan
pada freksus ini adalah dengan melakukan fisioterapi. Kerusakan freksus ini akan sembuh dalam waktu 3-6 minggu.
Ibu harus di ingatkan agar berhati-hati waktu mengangkat bayi sehingga trauma tidak bertambah parah. Dalam minggu pertama balut lengan untuk mengurangi nyeri bila ibu dapat merawat bayinya dan tidak ada masalah lain, bayi bisa segera dipulangkan. Mengnjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi untuk melihat keadaan bayi dan latihan pasif. Lakukan tindakan lanjut setiap bulan dan menjelaskan bahwa sebagian besar kasus sembuh dalam usia 6-9 bulan.


1.      Fraktur
·         Definisi
1.      Fraktur klavikula
Fraktur klafikula adalah patah tulang klavikula pada saat proses persalinan, biasanya karena terjadi kesulitan dalam melahirkan, bahu dengan kelahiran presentasi kepala dan melahirkan dengan presentasi bokong.
2.      Fraktur tengkorak
Fraktur tengkorak terjadi pada beberapa kasus anatara lian disproporsi kepala oanggul (DKP) partus lama, dan ekstraksi forceps. Bila tidak ada komplikasi atau pendarahan keadaan fraktur akan pulih sempurna tanpa pengobatan
3.      Fraktus Humeri
Fraktur humeri dapat terjadi pada kesalahan melahirkan dengan pada letak memanjang (presentasi kepala atau presentasi bokong) dan letak melintang.
Penangan:
§  Memberikan bantalan kapas atau kasa lengan dan dada dari lengan sampai siku
§  membalut lengan atas sampai dada dengan kasa dan immobilisasi, posisi lengan abduksi 600
§  memfleksikan siku 900 dan balut dengan kasa lagi balut lengan atas menyilang dinding perut dan pastikan tali pusat tidak tertutup kasa
§  menasehati ibu untuk kembali 10 hari lagi untuk mengganti balutan biasanya fraktur humeri kan sembuh dalam waktu 2-4 minggu





5.      Fraktus pemoris
·         Definisi
Dapat terjadi pada persalinan sungsang (ekstraksi kaki).
·         Penangan
pada fraktus pemoris ini adalah dengan melakukan traksi dan immobilisasi. Fraktur pemoris akan sembuh dalam waktu 3-4 hari. Perlu berhati-hati waktu mengangkat dan mengubah posisi bayi dan mengajari ibu untuk melakukan hal tersebut hindari dan sebanyak mungkin menggerkakan ekstremitas bayi yang fraktur. Perlu melakukan immobilisasi menjelaskan pada ibu fraktur akan sembuh spontan tanpa gejala sisa san teraba halus di daerah yang patah pada usia 2-3 bulan. Bila ibu dapat merawat bayi dan tidak ada masalah lain bayi bisa segera dipulangkan. Tindak lanjut dapat dilakukan pada saat bayi berusia 1 bulan unuk melihat proses penyembuhan dan berikan nutri yang adekuat ( Pemberian ASI Mengajarkan ibu pemberian ASI dengan posisi tidur atau dengan sendok atau pipet) bila keadaan bayi bertambah parah segera lakukan rujukan dan pemberian inform concent dan inform choice.











BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Neonatus, bayi, dan balita dengan jejas persalinan adalah suatu keadaan pada neonatus, bayi dan balita yang terjadi selama proses persalinan dan dapat menyebabkan gangguan pada neontaus, bayi, dan balita apabila tidak dibrikan asugan yang benar ada beberapa trauma persalinan diantaranya adalah caput succedenium, Cephalhematoma, Pendarahan subaponeurotik, trauma pada freksus brahialis, fraktur.

B.     Saran
Sebagai bidan kita wajib menjaga kesehatan Pada Neontaus, bayi dan balita agar tidak terjadi  jejas persalinan memberikan konseling kepada ibu tentang bahaya jejas persalinan












Daftar Pustaka

Dewi Lia Nanny Vivian, 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: Salemba Mediaka

Muslihatun Nurwafi, 2010. Asuahan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar