BAB I
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Komunikasi adalah salah satu bentuk interaksi yang paling penting dan harus dilakukan oleh sesama manusia. Pada dasarnya komunikasi tidak hanya dilakukan secara vertikal yaitu antar sesama manusia, akan tetapi bisa dilakukan secara horizontal. Misalnya komunikasi kita dengan Tuhan. Sebagai makhluk yang beragama kita pasti sering berkomunikasi dengan Tuhan untuk mencurahkan segala ganjalan di dalam hati ataupun untuk meminta sesuatu. Begitu pula komunikasi antar manusia. Tujuan kita berkomunikasi adalah untuk menyampaikan apa yang ada di dalam pikiran kita atau akan menyampaikan keluh kesah. Pada dasarnya ketika kita melakukan komunikasi kita mengadakan tindakan dengan tujuan agar orang lain tau apa yang ada dalam benak kita. Komunikasi adalah suatu tindakan yang sangat sering kita lakukan. Hampir setiap saat kita melakukan proses komunikasi. Dalam komunikasi ada dua pihak yang terkait yaitu komunikator dan komunikan. Komunikator adalah seseorang yang berperan menyampaikan apa yang ada dalam pikiran, sedangkan komunikan adalah pihak yang berperan mendengarkan.
Coba bayangkan ketika di dalam dunia ini tidak ada komunikasi, apakah kita tidak akan sangat tersiksa karena kita tidak bisa menyampaikan apa yang kita ketahui dan apa yang kita inginkan. Bayangkan sepi dan hampanya dunia ini. Begitu pula dalam dunia pendidikan, komunikasi adalah salah satu faktor penentu kesuksesan sebuah proses pendidikan. Bayangkan ketika seorang pengajar bisa mengendalikan kelasnya dengan penguasaan komunikasi yang exceilent maka yang terjadi adalah keberhasilan penyampaian ilmu dari komunikator dan komunikan. .
Komunikasi adalah salah satu bentuk interaksi yang paling penting dan harus dilakukan oleh sesama manusia. Pada dasarnya komunikasi tidak hanya dilakukan secara vertikal yaitu antar sesama manusia, akan tetapi bisa dilakukan secara horizontal. Misalnya komunikasi kita dengan Tuhan. Sebagai makhluk yang beragama kita pasti sering berkomunikasi dengan Tuhan untuk mencurahkan segala ganjalan di dalam hati ataupun untuk meminta sesuatu. Begitu pula komunikasi antar manusia. Tujuan kita berkomunikasi adalah untuk menyampaikan apa yang ada di dalam pikiran kita atau akan menyampaikan keluh kesah. Pada dasarnya ketika kita melakukan komunikasi kita mengadakan tindakan dengan tujuan agar orang lain tau apa yang ada dalam benak kita. Komunikasi adalah suatu tindakan yang sangat sering kita lakukan. Hampir setiap saat kita melakukan proses komunikasi. Dalam komunikasi ada dua pihak yang terkait yaitu komunikator dan komunikan. Komunikator adalah seseorang yang berperan menyampaikan apa yang ada dalam pikiran, sedangkan komunikan adalah pihak yang berperan mendengarkan.
Coba bayangkan ketika di dalam dunia ini tidak ada komunikasi, apakah kita tidak akan sangat tersiksa karena kita tidak bisa menyampaikan apa yang kita ketahui dan apa yang kita inginkan. Bayangkan sepi dan hampanya dunia ini. Begitu pula dalam dunia pendidikan, komunikasi adalah salah satu faktor penentu kesuksesan sebuah proses pendidikan. Bayangkan ketika seorang pengajar bisa mengendalikan kelasnya dengan penguasaan komunikasi yang exceilent maka yang terjadi adalah keberhasilan penyampaian ilmu dari komunikator dan komunikan. .
B. Rumusan
Masalah
1. Mengetahui
pengertian komunikasi tujuan dan manfaat komunikasi
2. Mengetahui
komponem/unsur komunikasi
3. Mengetahui
proses komunikasi
4. Mengetahui
bentuk-bentuk komunikasi
5. Mengetahui
komunikasi massa
6. Mengetahui
model-model komunikasi massa
7. Mengetahui
komuniksai massa efektif
8. Mengetahui
komunikasi intrpesonal
9. Mengetahui
konseling
10. Mengetahui
hambatan komunikasi
11. Mengetahui
prinsip komunikasi
12. Mengetahui
peran bidan dalam promosi kesehatan
C. Tujuan
1. pengertian
komunikasi tujuan dan manfaat komunikasi
2. Menjelaskan
komponen/unsur komunikasi
3. Menjelaskan
proses komunikasi
4. Menjelaskan
bentuk-bentuk komunikasi
5. Menjelaskan
komunikasi massa
6. Menjelaskan
model-model komunikasi massa
7. Menjelaskan
komunikasi massa efektif
8. Menjelaskan
komunikasi interpersonal
9. Menjelaskan
konseling
10. Menjelaskan
hambatan komunikasi
11. Menjelaskan
prinsip komunikasi
12. Menjelaskan
peran bidan dalam promosi kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengerian
Komunikasi tujuan dan manfaat Komunikasi
Kata atau istilah
komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut
asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber
pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau
‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk
kebersamaan atau kesamaan makna. Jadi, Komunikasi adalah suatu proses penyampaian
informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada
umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti
oleh kedua belah pihak.Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti
oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik
badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu.Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Menurut soewarno Hadaya
Ningrat komunikasi adalah intraksi atau hubungan saling pengertian satu sama
lain antar sesame manusia. Proses intraksi atau hubugan satu sama yang lain
yang dikehendaki oleh seseorang dengan maksud agar dapat diterima dan dimengerti
antar sesame(Jakarta 1980)
Menurut T.Hani Handoko
komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan dan
informasi dari seseorang keorang lain. Perpindahan tersebut melibatkan lebih
dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakpan,ekspresi
wajah,intonasi,dalam pertukaran informasi(yogjakrta 1986)
Menurut Onong Uchjana Effendy Komunikasi
adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan
(langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).
Analisis Pengertian Komunikasi Dan
5 (Lima) Unsur Komunikasi Menurut Harold Lasswell Sat, 10/11/2007 – 6:54pm —
Rejals Analisis Definisi Komunikasi Menurut Harold Lasswell.Komunikasi pada
dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan
saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in
which channel? to whom? with what effect?). (Lasswell 1960).
Manfaat & Tujuan Anda Terampil
Berkomunikasi:
1.
Dapat berkomunikasi (berhubungan) dengan berbagai pihak dan
tujuan komunikasi yang kita harapkan dapat tercapai
2. Memiliki kemampuan berkomunikasi
dalam berbagai tujuan seperti sosialiasi, informasi (information), melaporkan
(reporting), konsultasi (consult), coaching, counseling, persuasi, presentasi,
public speaking, selling, negosiasi, lobbying, mediasi, komplain, dan lain lain
3. Mengusai proses komunikasi dan
memahami syarat-syarat keberhasilannya
4. Terampil menggunakan berbagai media
komunikasi
5. Menghilangkan hambatan komunikasi
dalam diri seorang profesional
6. Mengurangi faktor kesalahan persepsi
(salah pengertian) diantara pengirim dan penerima informasi
B.
Komponem/unsur
komunikasi
Komunikasi antar manusia hanya bisa
terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain tujuan
tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya
sumber, pesan, media, penerima, dan efek .unsur-unsur ini bisa juga disebut
komponen atau elemen komunikasi.
1. Sumber, Semua peristiwa komunikasi
akan melinatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim ineormasi. Dalam
komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga
dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering
disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender, atau encoder.
2. Pesan, Pesan yang dimaksud dalam
proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima.
Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi.
Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau
propaganda. Dalam bahasa inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata massage, content atau informasi (Hafied Cangara, 2008;22-24).
3. Media, Media adalah alat sarana yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada
beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antarmanusia, media
yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindra manusia seperti mata
dan teliga. Pesan-pesan yang diterima pancaindra selanjutnya diproses dalam
pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu,
sebelum dinyatakan dalam tindakan. Akan tetapi, media yang dimaksud dalam buku
ini, ialah media yang digolongan atas empat macam, yakni: Media antarpribadi, untuk hubungan perorang
(antarpribadi) media yang tepat digunakan ialah kurir /utusan, surat, dan
telpon. Media kelompok, Dalam
aktivitasa komunikasi yang melibatkan khlayak lebih dari 15 orang, maka media
komunikasi yang banyak digunakan adalah media kelompok, misalnya, rapat,
seminar, dan konperensi. Rapat biasanya digunakan untuk membicarakan hal-hal
penting yang dihadapi oleh suatu organisasi. Seminar adalah media komunikasi
kelompok yang biasa dihadiri 150 orang. Konferensi adalah media komunikasi yang
dihadiri oleh anggota dan pengurus dari organisasi tertentu. Ada juga orang
dari luar organisasi, tapi biasanya dalam status peninjau.Media publik, kalau khalayak lebih dari 200-an
orang, maka media komunikasi yang digunakan biasanya disebut media publik.
Misalnya rapat akbar, rapat raksasa dan semacamnya. Media massa, jika khalayak tersebar tanpa
diketahui di mana mereka berada, maka biasanya digunakan media massa. Media
massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak
(penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar,
film, radio, dan televisi (Hafied Cangara, 2008;123-126).
4. Penerima, Penerima adalah pihak yang
menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu
orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelempok, partai atau negara. Penerima
biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran,
komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience ataureceiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa
keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak adanya penerima
jika tidak ada sumber. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi,
karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak
diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering
kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.
5.
Pengaruh atau efek, Pengaruh atau efek adalah
perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima
sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini biisa terjadi pada
pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, pengaruh bisa
juga diartikan perubahan atau pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang
sebagai akibat penerimaanpesan (Hafied Cangara, 2008;22-27).
C.
Proses
komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga
dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk
menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan
tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak melaluiperkembangan.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila
ada interaksi antar manusia dan ada penyampaianpesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
5. Penerimaan.
1.
Penginterprestasian
Hal yang diinterpretasikan adalah
motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya,proses komunikasi tahap pertama bermula sejak
motif komunikasi muncul hingga akal budikomunikator berhasil menginterpretasikan
apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil
diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding,
akal budimanusia berfungsi sebagai encorder,
alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambangkomunikasi dengan peralatan jasmaniah
yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesanditerima oleh komunikan.
5.
Penerimaan
Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan
yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil
menguraikannya (decoding).
Perspektif ini merupakan tahapan komunikator pada proses encoding, kemudian
hasil encodingditransmisikan kepada komunikan sehingga terjadi
komunikasi interpersonal.
2.
Perspektif mekanis.
Perspektif ini merupakan tahapan disaat komunikator mentransfer pesan dengan bahasaverbal/non verbal.
Komunikasi ini dibedakan :
D.
Bentuk-
bentuk komunikasi
1. Komunikasi
vertical
Komunikasi
vertikal merupakan komunikasi dari atas kebawah dan dari bawah keatas atau
komunikasi dari pimpinan ke bawahan dari bawahan kepimpinan secara timbal
balik.
2. Komunikasi
horizontal
Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara mendatar,
misalnya komunikasi antara karyawan dengan karyawan dan komunikasi ini sering
kali berlangsung tidak formal yang berlainan dengan komunikasi vertikal yang
terjadi secara formal.
3. Komunikasi
diagonal
Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi
silang yaitu seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda
dalam kedudukan dan bagian (Effendy, 2000 : 17).
E.
Komunikasi
massa
Kata “massa” berasal dari kata Yunani massein yang
dipakai dalam arti politis oleh Aristoteles dengan konotasi menghina. Kemudian
kata itu dipakai dalam arti negatif oleh santo Agustinus yang berbicara
tentang massa perditionis culpabilis et damnata, yaitu
orang-orang yang tidak peduli dengan kerohanian yang pantas.
Komunikasi massa adalah produksi massal berdasar teknologi
dan institusi dan pendistribusiannya secara meluas, yang secara terus-menerus
menyajikan berita-berita public dalam masyarakat industri. Komunikasi massa
merupakan bentuk lain dari komunikasi. Komunikasi massa melibatkan orang-orang,
ladang pengaruh, pesan-pesan, saluran-saluran, suara, feedback, efek, dan
konteks. Tapi komunikasi massa berbeda dari tipe-tipe lain komunikasi dalam
beberapa cara yang berbeda.
Suatu proses dimana
organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada public secara luas. Disisi
lain komunikasi massa juga diartikan sebagai proses komunikasi dimana, pesan
dari media dicari, digunkan dan dikonsumsi oleh audiens. Dari batasan singkat
tersebut, kita dapat melihat bahwasannya karakteristik utama komunikasi massa
adalah adanya media massa sebagai alat dalam penyebaran pesannya.
F.
Model-model
komunikasi massa
Model Komunikasi Maletzke adalah
model proses komunikasi massa yang menekankan pada 4 komponen utama yaitu:
Communicator, message, medium, and receiver. Dalam model ini khalayak didalam
melakukan pencarian informasi, disebabkan oleh kebutuhan rasa ini ingin tahu (need
cognition) dan gaya intuisi seseorang (personal cognition style).
Keterpaan media massa dapat diukur melalui sumber-sumber media massa yang
digunakan, curahan waktu untuk penerimaan pesan media, dan jenis pemakaian
pesan. Tipologi kebutuhan manusia yang dapat dipenuhi media massa adalah
kebutuha hiburan, hubungan personal, identitas pribadi dan pengumpulan
informasi.
Menurut Maltzke, khalayak tidak
dipengaruhi oleh media massa dalam keadaan kosong. Pesan merupakan bagian dari
kehidupan sehari-hari khalayak.Pesan itu disaring berdasarkan keyakinan, sikap,
nilai-nilai, dan lingkungan sosialnya.
G.
Gambar
Model Maletzke
H.
Schema
des Feldes der Maasencommunication
Dari
gambar diatas, Maletzke memeprlihatkan secara menyeluruh mengenai komunikasi
massa sebagai sebuah proses yang secara psikologis dan sosiologis dengan
kompleks sifatnya. Mengandung elemen-elemen tradisional dimana kita menemukan
tanda yakni C (Communicator), M (Message), Medium, dan R (Respon).Dalam
masing-masing bagian tersebut terdapat hal-hal yang mempengaruhi. Dalam C
(Comminicator) terdapat bagian-bagian yang mempengaruhi, yakni:
1. The Communicator’s self image/ Citra Pribadi Komunikator
Disini dijelaskan bagaimana
komunikator memposisikan perannya dalam menyampaikan suatu pesan.Misalnya saja
apakah dia sebagai penyampai pesan, penilai atau pengkampanye suatu pesan.Contoh
: jika saya menyampaikan pesan tentang korupsi, posisi saya apakah hanya
menyampaikan berita tersebut, menilai tentang korupsi atau mengkampanyekan
tentang korupsi.
2. The communicator personality Structure/ Struktur kepribadian
komunikator
Bagaimana
kepribadian komunikasot mempengaruhi perilakunya.Kepribadian disini maksudnya
luas mencangkup berbagai aspek, diantaranya aspek psikologi dan aspek ideology.
3. The communicator working team/ kerjasama komunikator dalam
tim
Seseorang
yang bekerja dalam team maka ia harus bisa menempatkan diri atau beradaptasi
dengan kelompoknua. Dimana si komunikator harus menanggalkan ego pribadinya
karena mungkin tidak sesuai dengan norma teamnya.
4. The communicator in
organization/komunikator didalam organiasasi
Menekankan pada tipe organisasi
media yakni: authoritarian lines, capitalist line, and public service line.
Misalnya saja seorang reporter menulis berita, maka yang dituntut adalah
organisasinya karena kerja reporter sebagai kerja team,.
5. The communicator’s sosial
environment/ lingkungan sosial komunikator
Keanggotaan dalam suatu kelompok
memperkuat kepercayaan, perilaku dan nilai-nilai yang dianut oleh
individu.Semakin besar dia yakin terhadap kelompoknya semakin banyak pula
pesan-pesan yang dia sampaikan dipengaruhi oleh norma-norma yang dianut oleh
kelompoknya.
6. Pressure and constraint caused by
the public character of the media content/ tekanan dan paksaan mengenai isi
media yang disebabkan oleh karakter publik
Komunikator harus mempertimbangkan
pandangan, pendapat, norma-norma, dan nilai-nilai yang sedang berkembang di
masyarakat. Pada saat itu komunikator dipengaruhi oleh apa yang diharapkan oleh
publik terhadap pesan yang disampaikan publik disini bukan hanya pendengar tapi
semua pihak yang berkaitan.
Dalam M (message) dipengaruhi oleh
selection and structure of conten/seleksi dan susunan pesan. Hal-hal yang
dijelaskan diatas tadi akan mempengaruhi bagaimana komunikator memilih dan
menyususn isi dari pesan yang akan desampaikan. Pressure or contraint from the
messagge/tekanan atau paksaan dari pesan, dimana informasinya harus dilengkapi
dengan informasi lainnya yang menunjang pesan.
Dalam model Maletzke pengaruh medium
terhadap komunikator masing-masing memiliki karakter sendiri, yang menentukan
apa yang bisa disampaikan dan bagaimana hal itu disampaikan. Sehingga
menyampaikan suatu pesan masing-masing medium memiliki batasan yang berbeda.
Model ini menjelaskan tentang R
(Receiver) dalam memposisikan perannya sebagai penerima pesan, receiver akan
menyeleksi media apa yang dikonsumsinya sesuai denbgan personality dia dan juga
kebutuhan yang memotivasi dia, misalnya saja orang yang konservatif kemungkinan
besar mendisregard pesan yang berbau liberal, orang bisnis akan mencari berita
ekonomi. Seorang receiver juga akan memilih suatu media tertentu berdasarkan
apa yang sedang trend atau berkembang dalam kelompok sosialnya/komunitas dia
berada. Dimana hal tersebut, sesuai dengan pendekatan dari teori uses &
gratification yang menyatakan bahwa seseorang akan mencari berita yang berguna
untuk memenuhi kebutuhan dia (yang akan diimplementasikan dalam kelompok).
Selain itu juga pesan yang kita terima dari media akan disaring oleh
kepercayaan, perilaku, dan nilai-nilai yang kita anut, yang dibentuk dari hasil
diskusi/sosial kontak dengan orang-orang dimana kita bersosialisasi.
I.
Komunikasi
interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling
kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung
diketahui balikannya. (Muhammad, 2005,).
Komunikasi interpersonal
didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam bukunya “ The Interpersonal
Communicationtau Book”.( devito. 1889:4 ) sebagai: “proses pengiriman dan
penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil
orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik secara seketika”(
the process of sending and receiving messages betwen two persons, or among a
small group of person, with some effect and some immediate feedback). Jadi,
Komunikasi merupakan proses pemindahan informasi dan pengertian antara dua
orang atau lebih, dimana masing-masing berusaha untuk memberikan arti pada
pesan-pesan simbolik yang dikirim melalui suatu media yang menimbulkan umpan
balik.
Komunikasi Interpersonal yakni kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung
antara seseorang dengan orang lainnya.Misalnya percakapan tatap muka,
korespondensi, percakapan melalui telepon, dsbnya.Pentingnya situasi komunikasi
interpersonal ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secra dialogis.
Komunikasi yang berlangsung secara dialogis selalu lebih baik daripada secara
monologis. Monolog menunjukan suatu bentuk komunikasi dimana seorang bicara
yang lain mendengarkan, jadi tidak ada interaksi. Yang aktif hanya
komunikatornya saja, sedangkan komunikan bersifat pasif.
J.
Konseling
Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu
dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara dan dengan cara yang
sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan
hidupnya. Dalam hal ini harus selalu diingat agar individu pada akhirnya dapat
memecahkan setiap masalah yang mungkin akan dihadapi dalam kehidupannya.
Menurut Schertzer dan
Stone (1980)
Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya
Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya
Konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua orang,
dimana seseorang yaitu klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara
efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya, hubungan konseling
menggunakan wawancara untuk memperoleh dan memberikan berbagai informasi,
melatih atau mengajar, meningkatkan kematangan, memberikan bantuan melalui pengambilan
keputusan
K.
Hambatan
komunikasi
Komunikasi adalah suatu cara untuk menyampaikan informasi
antara satu orang dengan orang yang lain. Sebagai makhluk sosial manusia pasti
melakukan komunikasi agar dapat berinteraksi satu dengan lainnya, oleh karena
itu komunikasi saat erat hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial.
Faktor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses
komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut:
a.
Hambatan Teknis
Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan
dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari
sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi, akan semakin
berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan sistim
informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat diandalkan
serta lebih efisien.
b.
Hambatan Semantik
Gangguan
semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara
efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat
bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas
bagaimanapun baiknya transmisi.
Ada
beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :
1. Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak
hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita
dengar dan tanggapi.Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita
dengar.
2. Mengabaikan informasi yang bertentangan
dengan apa yang kita ketahui.
3. Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi.Jika
ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung
mengabaikannya.
4. Persepsi yang berbeda
Komunikasi tidak akan berjalan
efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan.
Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan
penerima pesan.
5. Kata yang berarti lain bagi orang yang
berbeda.
Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan
pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti
yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu
menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.
6. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada
lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi
dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
7. Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima
informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan
ditanggapinya.
8. Gangguan.
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita
berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi :
1. Membuat suatu pesan secara
berhati-hati, tentukan maksud dan tujuan komunikasi serta komunikan
yang akan dituju.
2. Meminimalkan gangguan dalam proses komunikasi, komunikator
harus berusahadapat membuat komunikan lebih mudah memusatkan perhatian pada
pesan yang disampaikan sehingga penyampaian pesan dapat berlangsung tanpa
gangguan yang berarti.
3. Mempermudah upaya umpan balik antara si pengirim dan si penerima
pesan, Cara dan waktu penyampaian dalam komunikasi harus
direncanakan dengan baik agar mengahasilkan umpan balik dari komunikan sesuai
harapan
L.
Prinsip
komunikasi
Prinsip
1 :
Komunikasi adalah suatu proses simbolik
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.
Prinsip 2 :
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.
Prinsip 2 :
Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.
Prinsip 3 :
Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.
Prinsip 4 :
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.
Prinsip 4 :
Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat
kesengajaan
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai)
Prinsip 5 :
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai)
Prinsip 5 :
Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.
Prinsip 6 :
Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.
Prinsip 6 :
Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.
Prinsip 7 :
Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.
Prinsip 7 :
Komunikasi itu bersifat sistemik
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan.Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut.Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
Prinsip 8 :
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan.Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut.Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
Prinsip 8 :
Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin
efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.
Prinsip 9 :
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.
Prinsip 9 :
Komunikasi bersifat nonsekuensial
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah.Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
Prinsip 10 :
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah.Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
Prinsip 10 :
Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan
transaksional
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
Prinsip 11 :
komunikasi bersifat irreversible
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan.
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan.
Komunikasi
tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain,
maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain
tersebut.
Prinsip 12 :
Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan
berbagai masalah
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
M. Peran Bidan Dalam Promosi kesehatan
Peranan bidan yang tampak nyata adalah sebagai role model masyarakat, sebagai anggota masyarakat, advocatoar dan educator, tentunya kompetensi seperti ini yang akan dikembangkan lebih lanjut melalui pendidikan dan pelatihan bagi para bidan. Peranan yang harus di lihat sebagai “main idea” untuk membentuk sebuah peradaban dan tatanan sebuah pelayanan kesehatan.
Bidan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya ibu hamil, melahirkan dan senantiasa berupaya mempersiapkan ibu hamil sejak kontak pertama saat pemeriksaan kehamilan memberikan penyuluhan tentang manfaat pemberian ASI secara berkesinambungan sehingga ibu hamil memahami dan siap menyusui anaknya.
Upaya pembangunan keluarga sejahtera dan pemberdayaan bidan tidak bisa dipisahk
Bidan adalah ujung tombak pembangunan keluarga sejahtera dari sudut kesehatan dan pemberdayaan lainnya. Bidan menempati posisi yang strategis karena biasanya di tingkat desa merupakan kelompok profesional yang jarang ada tandingannya.
Peran bidan sebagai advokator adalah melakukan advokasi terhadap pengambil keputusan dari kategori program ataupun sektor yang terkait dengan kesehatan maternal dan neonatal. Melakukan advokasi berarti melakukan upayaupaya agar pembuat keputusan atau penentu kebijakan tersebut mencapai kebijakan tersebut mempercayai dan meyakini bahwa program yang ditawarkan perlu mendapat dukungan melalui kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan politik.
Tujuan advokator adalah diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya kesehatan, baik berupa kebijakan, tenaga, sarana, kemudahan, keikutsertaan dalam kegiatan, maupun bentuk lainnya sesuia dengan keadaan dan suasana.
Di bawah ini ada beberapa peran bidan sebagai Advokator :
1. Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam mempromosikan hak-haknya yang diperlukan untuk mencapai kesehatan yang optimal (kesetaraan dalam memperoleh pelayanan kebidanan)
2. Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman. Contoh: Jika ada ibu bersalin yang lahir di dukun dan menggunakan peralatan yang tidak steril, maka bidan melakukan advokasi kepada pemerintah setempat agar pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun menggunakan peralatan yang steril salah satu caranya adalah melakukan pembinaan terhadap dukun bayi dan pemerintah memberikan sangsi jika ditemukan dukun bayi di lapangan menggunakan alat-alat yang tidak steril.
3. Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.
Definisi bidan menurut International Confederation Of Midwives (ICM) yang dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation of International Gynecologist Obstetrition (FIGO). Definisi tersebut secara berkala di review dalam pertemuan Internasional / Kongres ICM.
Ikatan Bidan Indonesia : Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggug
jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.
Bidan sebagai seorang pendidik informasi yang diberikan mudah dipahami, memberanwaktu untuk bertanya, dan peka terhadap tandatanda nonverbal dari pasien (contoh: raut wajah yang menggambarkan bahwa klien masih kurang paham dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan atau gerakangerakan [ bahasa tubuh] klien yang menyatakan agar bidan tidak terburuburu dalam memberikan penjelasan dan bahasa tubuh yang lainnya yang di uangkapkan oleh klien).
Di bawah ini ada beberapa peran bidan sebagai Edukator :
1. Masa Remaja
Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seseorang individu. Tidakan yang dapat dilakukan oleh bidan dengan perannya sebagai educator adalah sebagai berikut:
a. Memberikan penjelasan tentang kesehatan reproduksi wanita.
b. Memberikan KIE tentangbahayasekbebas.
c. Memberikan KIE tentangbahayanarkoba.
2. Masa Hamil
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin didalam rahim seorang wanita tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah sebagai berikut:
a. Mengajarkan pada ibu tentang perubahan tubuh selama proses kehamilan.
b. Mengajarkan pada ibu mengenai keluhan yang umumnya terjadi saat hamil dan cara mengatasinya.
c. Mengajarkan pada ibu tentang pentingnya menjaga personal higene.
d. Membina dukun bayi dan kader posyandu.
e. Mengajarkan pada ibu senam hamil.
f. Mengajarkan pada ibu tentang bahaya tanda-tanda kehamilan.
g. Memberikan konseling gizi.
3. Masa Bersalin
Persalinan adalah saat yang paling ditunggu namun juga mendebarkan bagi ibu dan keluarga. Peran bidan sebagai Edukator dalam menghadapi masa bersalin antara lain sebagai berikut:
a. Mengajarkan pada ibu dan keluarga tanda-tanda persalinan.
b. Mengajarkan pada ibu cara meneran yang benar.
c. Mengajarkan keluarga masase uterus sehingga mampu untuk mengetahui jika uterus tidak berkontraksi baik dan untuk mencegah terjadinya perdarahan postpartum.
d. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada persalinan.
4. Masa Nifas
a. Mengajarkan kepada ibu tentang cara mobilisasi.
b. Mengajarkan kepada ibu perawatan bayi baru lahir.
c. Mengajarkan kepada ibu cara menyendawakan bayi.
d. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara perawatan tali pusat.
e. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara memandikan bayi.
f. Mengajarkan kepada ibu tentang personal higene.
g. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya dan penyakit pada masa nifas.
h. Mengajarkan kepada ibu tentang KB pascasalin.
Sebagai Edukator bidan memiliki 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader.
1. Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien.
Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, serta maryarakat) tentang penanggulangan masalah kesehatan, khususnya yang berhubungarn dengan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan pendidikan dan penyuluhan kesehatan, khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana bersama klien.
b) Menyusun rencana penyuluhan kesehatan sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang bersama klien.
c) Menyiapkan alat serta materi pendidikan dan penyuluhan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
d) Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan kesehatan sesuai dengan rencana jangka pendek serta jangka panjang dengan melibatkan unsur-unsur terkait, termasuk klien.
e) Mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan bersama klien dan menggunakannya untuk memperbaiki serta meningkatkan program yang akan datang.
f) Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan/ penyuluhan kesehatan secara lengkap serta sistematis.
2. Melatih dan membimbing kader
Bidan melatih dan membimbing kader, peserta didik kebidanan dan keperawatan, serta membina dukun dl wilayah atau tempat kerjanya, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan pelatihan dan bimbingan bagi kader, dukun bayi, serta peserta didik.
b) Menyusun rencana pelatihan dan bimbingan sesuai dengan hasil pengkajian.
c) Menyiapkan alat bantu mengajar (audio visual aids, AVA) dan bahan untuk keperluan pelatihan dan bimbingan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
d) Melaksanakan pelatihan untuk dukun bayi dan kader sesuai dengan rencana yang telah disusun dengan melibatkan unsur-unsur terkait.
e) Membimbing peserta didik kebidanan dan keperawatan dalam lingkup kerjanya.
f) Menilai hasil pelatihan dan bimbingan yang telah diberikan.
g) Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan.
h) Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi pelatihan serta bimbingan secara sistematis dan lengkap.
BAB III
Peran bidan sebagai advokator adalah melakukan advokasi terhadap pengambil keputusan dari kategori program ataupun sektor yang terkait dengan kesehatan maternal dan neonatal.Tujuan advokator
adalah diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya kesehatan, baik berupa kebijakan,
tenaga, sarana, kemudahan, keikutsertaan dalam kegiatan, maupun bentuk lainnya sesuai dengan
keadaan dan suasana.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris
“communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa
Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata
communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu
usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Jadi, Komunikasi adalah
suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada
pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang
dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.Apabila tidak ada bahasa verbal yang
dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu.Cara seperti ini disebut komunikasi
nonverbal.
Referensi
Christina,
dkk., 2003. Komunikasi Kebidanan.
Jakarta: EGC.
Tyastuti, dkk., 2008. Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta:
Tyastuti, dkk., 2008. Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta:
Vardiyansah, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Wiryanto, DR., 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Grasindo.